Jogja
Rabu, 22 Maret 2017 - 18:20 WIB

PENELITIAN WOLBACHIA : Tahap Kedua, EDP Jogja Lepas 7.300 Ember Telur Aedes Aegipty Ber-Wolbachia

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prof Adi Utarini menyerahkan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia ke Ketua LPMK Wirogunan di Pendapa Taman Siswa, Rabu (22/3/2017). (Foto Istimewa/dokumen)

Penelitian Wolbachia di Jogja masuk tahap kedua

 

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Setelah sukses dengan pelepasan Wolbachia tahap pertama dengan meletakkan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di sejumlah wilayah di Kota Jogja, Eliminate Dengue Project (EDP Yogya) akan melanjutkan pelepasan Wolbachia tahap kedua. Di tahap kedua ini, EDP Jogja meletakkan setidaknya 7.300 ember telur nyamuk Ae. Aegipty ber-Wolbachia.

Pelepasan Wolbachia tahap pertama beberapa bulan lalu sangat sukses dan direspons positif oleh masyarakat. Salah satu kunci sukses EDP Jogja dapat diterima masyarakat adalah integrasi penelitian dengan kearifan masyarakat setempat. “Kami selalu berusaha mengintegrasikan penelitian ini dengan budaya Jogja,” tutur Prof. Adi Utarini, peneliti utama EDP Jogja, Rabu (22/3/2017).

Adi menjelaskan EDP-Jogja adalah kegiatan penelitian pengendalian demam berdarah dengue (DBD) yang dilaksanakan oleh Pusat Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran UGM dan didanai oleh Yayasan Tahija. “Kami mengembangkan metode alami untuk mengurangi kasus DBD dengan menggunakan bakteri Wolbachia,” lanjutnya.

Advertisement

Terkait penelitian yang memasuki tahap kedua dalam peletakan ember berisi telur ber-Wolbachia ini, ahli serangga EDP Jogja, Warsito Tantowijoyo mengatakan pihaknya akan meletakkan setidaknya 7.300 ember.

“Di tahap pertama, kami sudah meletakkan lebih dari 2.000 ember di tujuh kelurahan,” jelas Warsito.

Menurut Warsito separuh dari ember-ember itu telah ditarik karena persentase Wolbachia telah cukup tinggi sehingga warga tidak perlu dititipi ember lagi. Warsito menyampaikan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Jogja yang telah berkenan mengasuh ember berisi telur nyamuk itu.

Advertisement

“Meski durasi peletakan lebih panjang dari waktu yang kami rencanakan, masyarakat tetap tidak keberatan. Kami menilai keterlibatan masyarakat dalam penelitian ini telah berperan besar dalam usaha pengendalian DBD di Jogja pada khususnya dan Indonesia pada umumnya,” ujar Warsito.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif