SOLOPOS.COM - Ilustrasi Polri (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Ilustrasi Polri (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Teror penembakan dengan sasaran anggota polisi yang marak terjadi akhir-akhir ini membuat polisi di DIY meningkatkan kewaspadaan. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Sunartono & Jumali

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Penembakan terhadap anggota Provost Polair Mabes Polri Bripka Sukardi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2013) malam, tidak membuat nyali sejumlah polisi di DIY ciut.

Ipda Wartono misalnya, ia membekali diri dengan senjata api dan penguatan ilmu bela diri dalam menghadapi kemungkinan ancaman teror. Menghadapi segala situasi, kata dia, memang sudah menjadi tugasnya.

Meski ada teror sekalipun, tugas harus tetap dilaksanakan. Soal risiko, bagi dia, sudah menjadi konsekuensinya mendaftarkan diri sebagai anggota Polri.

Meski demikian, pasca terjadinya teror itu, ia lebih meningkatkan kewaspadaan, terutama saat berseragam dan di lapangan.

“Enggak takut tapi waspada, paling persiapan senpi dan bela diri. Kalau dalam posisi diserang dan terpaksa, ada aturan boleh menembak untuk perlindungan,” ungkap Kanitlaka Polres Sleman ini kepada Harian Jogja, Kamis (12/9/2013).

Soal keluarga, ia biasa saling mengingatkan, karena istrinya juga seorang Polwan yang bertugas di Polda DIY. Tak dipungkiri, dukungan keluarga memang sangat memberikan efek positif dalam melaksana tugas dan kewajiban sebagai anggota.

“Biasanya kalau saya dengan istri saling mengingatkan. Kita hati-hati wae lah ma, jalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” ujar dia.

Hal yang sama juga disampaikan AKP Surahman. Kapolsek Cangkringan ini pun meningkatkan kewaspadaan saat bertugas, atau berjalan dengan berseragam. Kendati demikian, DIY dinilainya sangat aman ketimbang pengalamannya saat bertugas di Papua.

“Meningkatkan kewaspadaan tentunya. Kalau takut nanti siapa dong yang melindungi masyarakat. Itu kan memang tugas kami,” ujarnya.

Surahman menambahkan seperti anggota polisi lainnya ia melengkapi diri dengan senpi. Saat malam hari ketika patroli menggunakan senjata laras panjang. Sebagai Kapolsek, ia juga melarang keras anggotanya yang melakukan giat seorang diri.

Selain itu pihaknya meningkatkan daya kritis ketika ada laporan masuk. Hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan laporan palsu yang mengarah pada jebakan. “Kalau ada laporan kami tanyakan dengan detail sebagai klarifikasi. Jadi tidak asal laporan langsung didatang, itu salah satu kewaspadaan,” kata dia.

Terpisah, Kasat Narkoba Polresta Jogja Kompol Topo Subroto menyatakan sejauh ini terus mengingatkan kepada petugas di kesatuannya untuk tetap waspada.

“Kalau bertugas usahakan jangan sendirian. Senjata juga disiapkan. Untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan, sekecil apapun info yang berkembag harus dikoordinasikan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya