Penemuan fosil kayu diharapkan dapat diolah sehingga menjadi potensi daerah.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Warga Dusun Krinjing, Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari, Wahyu Pinuji, 28, warga Krinjing bersama pamannya menggali benda yang diduga fosil kayu, Rabu (4/2/2015). Benda tersebut terkubur di pekarangan sisi timur rumahnya.
Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY
Sebelumnya, kata dia, di sekeliling batu besar tersebut, terdapat potongan-potongan batu yang juga diduga fosil kayu. Namun, batu tersebut sudah banyak diambil oleh warga. Biasanya, batu yang dikumpulkan dijual kepada peminat dari Jakarta.
“Saya pikir batu itu kok unik. Jadi ingin saya pajang,” imbuh dia.
Salah satu tokoh masyarakat di Dusun Krinjing Sularto menambahkan di wilayah tersebut banyak ditemukan batu antik. Ia menilai, hal itu merupakan potensi daerah yang harus dikembangkan. Ia berharap, ke depannya akan ada pendampingan dari pemerintah untuk mengolah batu tersebut.
“Daripada dijual oleh warga dalam bentuk batu, lebih baik diolah menjadi barang kerajinan,” ujar dia.
Kabar yang ia terima, warga biasanya menjual batu antik yang ditemukan kepada peminat dari Jakarta. Harganya pun bisa dikatakan murah. Setiap kilogramnya hanya dihargai Rp10.000.
“Saya harap, aset daerah ini bisa dilindungi dan diolah untuk kesejahteraan rakyat,” ujar dia.