SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, SLEMAN – Kawasan jembatan merah di Prayan Kulon, Soropadan, Condong Catur, Depok, Sleman menjadi lokasi favorit tempat pembuangan orok. Warga setempat kembali menemukan orok pada Minggu (7/12/2014) sekitar pukul 06.00 WIB.

Penemuan orok itu kali pertama diketahui oleh seorang tukang becak Eko Sarono, 49. Ia merupakan warga RT 07 RW 38 Cepit Condong  Catur, Depok yang biasa mangkal tak jauh dari lokasi ditemukan orok. Eko mengetahui orok tersebut saat dirinya turun ke sungai untuk keperluan buang air besar tepatnya di bawa jembatan merah.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

“Awalnya ada orang turun mau buang air ke sungai [Eko Sarono]. Dia melihat ada bungkusan, kardus tapi dibungkus plastik putih, karena penasaran dilihat ternyata orok, lalu memberitahu warga lain,” ungkap Nur Rochman, 32, warga setempat saat ditemui Minggu (7/12/2014).

Orok ditemukan dalam keadaan terbungkus di dalam plastik warna putih. Kemudian dimasukkan ke dalam kardus, lalu dilakban seperti layaknya pengiriman paketan barang. Setelah dimasukkan ke dalam kardus kemudian kardus tersebut dibungkus lagi dalam sebuah plastik jumbo warna hitam. Saat ditemukan oro dalam posisi tengkurap, kepala berada di selatan dengan kelihatan separuh badan karena tertutup kardus. Selain bayi, didalam kardus juga ditemukan sebuah BH dan celana dalam.

“Dilakban warna coklat, tapi saat Pak Eko [Eko Sarono] menemukan sudah sedikit terbuka jadi kelihatan kepalanya,” imbuh dia.

Kapolsek Depok Timur Andreas Dedy Wijaya menambahkan, saat ditemukan bayi sudah dalam keadaan meningga dunia. Setelah diperiksa pihak medis, bayi tersebut diketahui memiliki panjang tubuh 35 sentimeter dengan berat tujuh ons atau diperkirakan prematur. Umur orok berjenis kelamin laki-laki itu diperkirakan sudah tujuh bulan kandungan. Saat ditemukan kondisi orok masih utuh dan belum mengeluarkan bau. Sehingga diperkirakan pelaku membuang orok tersebut belum genap 24 jam.

“Dugaan pelaku masih dalam penyelidikan kami,” ungkapnya.

Penemuan mayat bayi di Jembatan Merah Dusun Soropadan, Condong Catur memang bukan kali pertama. Pada Senin 22 September 2014  lalu, seorang takmir masjid Prayan Raya bernama Hendrik, 22, juga menemukan mayat bayi di sungai tersebut. Hanya saja sudah tidak dapat dikenali jenis kelaminnya karena tubuh bayi susah dikenali.

“Dua bulan yang lalu juga ada [pembuangan maya bayi] di sini [Jembatan Merah], sungainya kebetulan ada sampahnya,” ungkap Nur lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya