SOLOPOS.COM - Pedagang pakaian di Pasar bantul (JIBI/Harian Jogja/Endro Guntoro)

Solopos.com, BANTUL — Sistem pembayaran retribusi pasar rakyat secara digital atau E-Retribusi tengah coba dikembangkan di Kabupaten Bantul. Meski penerapannya berdampak positif, sosialisasi kepada pedagang pasar dinilai perlu ditingkatkan.

Ketua Komisi B DPRD Bantul, Wildan Nafis mendukung adanya wacana penerapan E-Retribusi pasar. Dengan catatan, sosialisasi dan pembinaan harus dilakukan secara terstuktur agar semua pedagang memahami penggunaan E-Retribusi.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

“Mau tidak mau, suka tidak suka, sistem itu akan berubah. Pemerintah daerah pelan-pelan sudah menyiapkan E-Retribusi, penerapan itu mempermudah transaksi,” terangnya pada Rabu (15/12/2021).

Baca juga: Genjot Vaksinasi Covid-19, Bupati Bantul Kerahkan Panewu

Dari segi kebermanfaatannya, Wildan tak menampik bila E-Retribusi pasar dapat meminimalkan kebocoran retribusi. Transaksi yang dilakukan secara daring, membuat uang langsung masuk ke rekening pemerintah tanpa perlu dihitung secara manual. Sehingga penerapan E-Retribusi juga membuat pembayaran lebih efisien dan cepat.

Bila kebocoran retribusi dapat ditekan, Wildan menilai penambahan PAD pun dapat meningkat. “Sehingga dimungkinkan dengan sistem itu dari PAD juga akan meningkat,” ujarnya.

Namun karena pengoperasiannya yang cenderung mutakhir, sementara banyak pedagang pasar yang berusia lansia, maka penerapan E-Retribusi perlu disosialisasikan. “Karena sistem digital, ini kan memang harus ada arahan pembinaan dari Dinas Perdagangan kepada para pedagang kita yang rata-rata sepuh-sepuh,” tandasnya.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Tutup Toko Miras di Umbulharjo, Ini Penyebabnya

Plt. Kepala Dinas Perdagangan Bantul, Sukrisna Dwi Susanta menerangkan bila sosialisasi penerapan E-Retribusi pasar memang mulai dilakukan di sejumlah pasar. Menurut Sukrisna sistem E-Retribusi pasar secara digital dapat mengurangi kontak fisik antara pedagang dan petugas di masa pandemi ini.

Sejumlah pasar yang telah diberi sosialisasi penerapan E-Retribusi pasar di antaranya Pasar Piyungan, Pasar Panasan, Pasar Imogiri, dan Pasar Pijenan. Sukrisna menyebutkan kemungkinan besar penerapan E-Retribusi pasar baru akan dilaksanakan 2022.

Kendala yang ditemui selama sosialisasi E-Retribusi pasar ialah tak semua pedagang punya atau mahir menggunakan perangkat teknologi, khususnya pedagang sepuh. “Kalau yang agak tua itu, yang lansia-lansia agak ribet dengan kebijakan seperti ini,” tambahnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya