SOLOPOS.COM - Ilustrasi Polwan (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Pengamanan polwan di tiap Polsek untuk melakukan pengamanan saat hari Jumat.

Harianjogja.com, JOGJA-Pendekatan masyarakat melalui Polwan banyak dijadikan terobosan bagi kepolisian dalam setiap program.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Polsek Mlati Sleman misalnya, melalui Polwan dapat memberdayakan ibu-ibu rumah tangga untuk melakukan keamanan keliling pada tiap Jumat. Langkah itu dilakukan karena banyaknya kejadian pencurian terutama saat rumah ditinggal salat Jumat di masjid.

Kapolsek Mlati Kompol Sarwendo menjelaskan, keamanan dengan memberdayakan ibu-ibu itu melalui koordinasi dengan Polwan Polsek Mlati. Saat ini yang sudah berjalan di Pogung, Sinduadi.

“Karena banyak kejadian saat Jumat. Kasus pencurian laptop, ponsel dan lainnya. Dengan adanya kamling ibu itu signifikan menurun kejadiannya,” ungkapnya akhir pekan lalu.

Kapolres Sleman AKBP Faried Zulkarnaen menyatakan pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh Polwan di tiap Polsek untuk melakukan pengamanan saat hari Jumat. “Banyak yang sudah dilakukan Polwan, terutama yang tidak sedang menjalan ibadah, kami siagakan seperti di masjid dan tempat umum pada hari Jumat,” tegasnya.

Salah satu polwan anggota intelkam di Polresta Jogja menyebut, tugas ke luar kota menjadi hal terberat yang harus ditanggungnya. Keluarga menjadi hal utama dalam hidupnya, namun karena tugas terpaksa dia meninggalkannya. Pergi untuk beberapa waktu diakuinya bukanlah hal mudah, namun itu harus dia jalankan demi tugas.

“Hal terberat saat dapat tugas dan harus keluar kota, terpaksa harus jauh dari keluarga,” kata perempuan berpangkat Brigadir yang enggan disebut identitasnya ini.

Rasa berat juga dialami oleh anggota polisi lainnya, Kompol Aryuni Wati. Sosok perempuan lembut yang kini bertugas di satuan objek vital Polda DIY ini harus kerab keluyuran tengah malam demi sebuah tugas, menjaga objek vital.

“Tugas saya mengamankan objek-objek vital seperti SPBU, stasiun, kantor dan perusahaan-perusahaan, susahnya kalau dapat tugas malam, tapi bagaimanapun itu adalah tugas ya harus dijalankan,” katanya.

Dibalik kelembutannya, Polwan merupakan sosok yang kuat. Demi profesionalitasnya dalam bekerja, dia dituntut sanggup berbeda dengan orang umum. Jika kebanyakan orang menghabiskan waktu bersama keluarga saat liburan maka saat itulah polisi dituntut bekerja. Saat yang lainnya memaksimalkan waktu silaturahmi dengan sanak famili saat lebaran, saat itulah para polisi ini bekerja.

“Saat yang lainnya pada berlibur kami siaga, saat yang lainnya lebaran kami siaga, saat yang lainnya kerja kamipun juga harus siaga. Kapanpun kami dipanggil tugas harus selalu siap,” kata Brigadir Yuni anggota Polda DIY.

Yuni menyebut intensitas pertemuan dengan keluarga juga terbatas. Namun diakuinya itu adalah sebuah konsekuensi tugasnya sebagai polisi. “Ketemu suami kayak petak umpet, satu datang satunya pergi, kalau pagi sudah balapan berangkat dinas,” imbuhnya.

Dibalik kedukaan ada juga kesenangan. Menjadi seorang polisi berarti harus siap terjun di tengah-tengah masyarakat. Berada di tengah masyarakat dengan berbagai latar belakang menjadi salah satu hal yang menyenangkan bagi mereka. “Senangnya ketemu dengan banyak orang dan tambah wawasan,” tambah Yuni.

Hal yang paling membuat mereka berkesan lainnya ialah masa pendidikan. Pendidikan menjadi seorang polisi yang mereka tempuh selama satu tahun memang tidak dipungkiri merupakan hal yang sangat berat. Namun dibalik itu ternyata menjadi hal yang paling mengesankan.

“Hal paling mengesankan buat saya justru pada saat masa pendidikan dulu, karena saat itulah saya menemukan banyak pengalaman yang tidak mungkin saya temui di dunia luar,” kata Yuni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya