SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, SLEMAN- Serapan tenaga kerja, khususnya lulusan S1 di Kabupaten Sleman lebih rendah dibanding serapan tenaga kerja lulusan sekolah menengah, terutama SMA/SMK sederajat.

“Mayoritas lapangan pekerjaan membutuhkan para pekerja teknis yang banyak didapatkan dari lulusan SMA,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Sleman, Untoro Budiharjo, Jumat (31/10/2014).

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Untoro menambahkan, lulusan sarjana lebih banyak terserap di bagian manajemen. “Namun, kebutuhannya tidak seimbang dengan jumlah lulusan sarjana. Apalagi, tidak banyak perusahaan di sini karena Sleman bukan wilayah industri,” ungkap Untoro.

Terkait terbatasnya jumlah perusahaan di Sleman, Untoro mengaku telah menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan di luar daerah. “Kami berharap, serapan tenaga kerja lulusan sarjana bisa semakin tinggi,” ujarnya.

Perusahaan di wilayah industri menjadi sasaran kerja sama yang dijalin oleh Disnakersos Sleman. “Misalnya saja perusahaan di Batam yang memang merupakan wilayah industri. Cukup banyak pencari kerja yang ke sana untuk mencari penghasilan,” kata Untoro.

Untoro melanjutkan, bursa kerja online juga menjadi langkah yang diandalkan Disnakersos Sleman untuk mengatasi angka pengangguran. Kegiatan jobfair pun digelar untuk memasilitasi para pencari kerja.

Sementara itu, Kepala Bidang Tenaga Kerja Disnakersos Sleman, Sutiasih menambahkan, pencari kerja dari kalangan lulusan S2 juga cenderung mengalami peningkatan. “Pada 2011 ada 31 orang, 2012 ada 162 orang, sementara pada 2013 menjadi 156 orang,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya