Penganiayaan Bantul, utamanya pelaku perlu menjalani pemeriksaan kejiwaan.
Harianjogja,com, BANTUL– Delapan pelaku penyekapan dan pengiayaan sadis terhadap siswi SMA berinisial LAA, 18, di Dusun Saman, Desa Bangunharjo, Sewon Bantul pekan lalu dinilai perlu menjalani pemeriksaan jiwa. (Baca Juga : PENGANIAYAAN JOGJA : Sadis! Siswi SMA Jogja Dianiaya karena Pamer Tato Hello Kitty).
Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY
Psikolog dari Universitas Sanata Dharma, Paulus Edi Suhartanto menilai perlu adanya pemeriksaan kejiwaan terhadap para tersangka mengingat tindakan yang mereka lakukan sudah sedemikian keji.
Misalnya memasukan botol bir yang telah diolesi hand body lotion ke dalam kemaluan korban, mencukur rambut kepala dan kemaluan korban, menendang dan menyundut dengan rokok. (Baca Juga : PENGANIAYAAN BANTUL : Kemaluan Korban Dimasuki Botol, Inilah Penganiayaan Paling Keji di DIY)
“Hanya dengan pemeriksaan kondisi kejiwaan korban bisa diketahui apakah terganggu atau tidak,” jelasnya, Selasa (17/2/2015).
Menurut Paulus, fenomena penganiayaan sadis yang dilakukan delapan perempuan dan dua orang lelaki berusia 16-21 tahun itu merupakan dampak dari penguruh buruk lingkungan.
Bisa dari orang tua, lingkungan sekitar dan media yang mereka temui setiap hari.
“Bisa saja mereka meniru cara-cara di sinetron atau internet bagaimana melakukan penganiayaan. Dengan cara itu mereka melampiaskan kemarahannya,” imbuhnya.