SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Hiu Paus yang terdampar di Pantai Baru beberapa waktu lalu (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

BANTUL—Proses pengawetan bangkai hiu paus di Pantai Baru, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, masih terus dilakukan. Proses pengawetan menggunakan ramuan tradisional, yakni pengasapan dengan batok kelapa.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pasalnya, sejak hari pertama dimulainya proses pengawetan, Jumat (3/8) lalu, tim pengawet belum berhasil mencari larutan formaldehid yang disarankan pihak Museum Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Asap batok kelapa yang disuling itu juga mujarab dan lebih ramah lingkungan,” kata pengelola objek wisata Pantai Baru, Jumali, saat dihubungi Harian Jogja, Selasa (7/8).

Jumali menambahkan, saat ini proses pengawetan sudah hampir selesai. Sejak Sabtu (4/8), seluruh organ dalam perut hiu sepanjang 14 meter dan berbobot sekitar empat ton itu telah dikeluarkan dan dikubur.

Daging hiu yang semula akan turut diawetkan menggunakan boraks akhirnya turut dikubur. “Yang diawetkan hanya kerangka dan kulitnya saja,” jelas Jumali. Kini, sekitar 30 warga setempat masih sibuk membersihkan sisa daging yang melekat di sebagian kulit hiu totol itu.

Jika proses pengawetan sudah selesai, proses selanjutnya adalah menggabungkan kerangka dan kulit menjadi satu. Kemudian, rangkaian itu akan diisi spon dan kain perca agar bentuknya kembali seperti semula.

“Kalau menggunakan jerami, nanti terlalu berat,” imbuh Jumali. Rencananya, hiu yang diawetkan itu akan dipajang dalam rumah kaca di ruang publik Pantai Baru. Selain sebagai ikon baru, hiu paus totol yang diawetkan itu diharapkan menjadi penunjang objek wisata edukatif. Hingga kini, biaya pengawetan sepenuhnya masih ditanggung warga setempat secara swadaya. “Masih terjangkau. Belum sampai Rp10 juta,” terang Jumali.

Hal senada juga disampaikan Camat Srandakan, Suratini. “Sama sekali tidak ada anggaran dari pemerintah, baik dari tingkat desa, kecamatan, maupun kabupaten. Sepenuhnya ditanggung warga secara swadaya,” terang Suratini, kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya