SOLOPOS.COM - IST

IST

BANTUL—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul semakin yakin kawasan Bantul Kota Mandiri bakal terus berkembang untuk pemukiman. Namun untuk pengembangan kawasan industri masih terdapat kendala soal akses jalan.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Kepala Bagian Kerjasama dan Pengembangan Potensi Daerah Setda Bantul Supriyanto Widodo mengatakan pada lahan BKM seluas 1.300 hektare (ha) terdapat perencanaan untuk kawasan industri.

Ia mengatakan meski PT BKM dilikuidasi, pengembangan BKM akan terus dikejar. “Ada kawasan industri, tapi insfrastrukturnya masih minim. Akses jalan jadi kendala, kalau untuk perumahan sudah cukup [lebar],” kata Widodo saat ditemui Harian Jogja, Kamis (4/1).

Ia menjelaskan, investor akan lebih tertarik pada lokasi yang telah memiliki aksesbilitas yang mencukupi. Dicontohkan, beberapa waktu lalu, terdapat PT Dagsap yang awalnya melirik kawasan industri polutan rendah di Srimulyo, Piyungan.

Tapi, akses jalan yang sempit, perusahaan yang bergerak di bidang makanan olahan itu lebih memilih di Sedayu.     ”Untuk menuju ke kawasan industri di Srimulyo, peti kemas belum memungkinkan melewati jalan yang ada. Makanya, perusahaan itu memilih tempat yang memiliki aksesbilitas yang leluasa,” kata Widodo.

Di Srimulyo Piyungan, Bantul menentukan sebagai kawasan industri berpolutan rendah. Di sana terdapat perusahaan garmen,rambut palsu (wig) dan kulit.

Adapula beberapa akhir ini perusahaan yang melirik di daerah Jalan Parangtritis untuk membuat rekreasi anak. Pertimbangan perusahaan itu menurutnya juga soal aksesbilitas.

“Saya belum dapat memastikan perusahaan apa. Karena mereka sedang melakukan penjajakan. Kalau sepakat dengan lokasi itu, maka realisasinya 2012 ini,” cetus dia.

Widodo menjelaskan, pertimbangan pemilihan lokasi BKM di Pajangan dan sebagian di Bangunjiwo, Kasihan yang wilayahnya relatif berbukit lantaran Pemkab Bantul ingin memanfaatkan lahan marjinal untuk perumahan.

“Ini untuk mengurangi alih fungsi lahan pertanian. Karena banyak lahan pertanian dimanfaatkan untuk membangun rumah,” katanya.

Tim Likuidator Andhy Soelysto mengatakan di BKM saat ini,1.300 hektare di antaranya telah dikembangkan oleh perumnas. Setelah ada penawaran dari Kementerian Perumahan Rakyat untuk Korpri, tim telah menebarkan
proposal kesejumlah pengembang.

Hasilnya,ada satu pengembang bernama Gapura Puri Raya, dari Jepara yang tertarik untuk membangun perumahan di BKM. Pengembang rencananya akan presentasi pada hari ini, Jumat (6/1).

Soal akses menuju BKM, menurut Widodo banyak pintu yang dilalui. Pintu barat dari Madukismo. Dari pintu utara melalui belakang Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, sedangkan pintu Selatan, Pajangan.(Harian Jogja/Andreas Tri Pamungkas)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya