SOLOPOS.COM - Ilustrasi bantuan (Dok/JIBI/Solopos)

Penggelapan Bantul yang diduga dilakukan anggota keluarga perangkat desa menuai protes dari warga.

Harianjogja.com, BANTUL-Meski tak memiliki kedudukan apapun di struktur desa dan pedukuhan, menantu Kepala Dusun Karangtalun Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri ini justru memiliki keleluasaan mengelola dana bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) senilai Rp109 juta. Akibatnya, warga Dusun Karangtalun pun sepakat jika pria bernama Suparman itu harus bertanggungjawab atas dugaan penyelewengan dana yang dicairkan dalam bentuk Rp1 juta per orang tersebut.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Ketua RT I Dusun Karangtalun Mohammad Hadi menjelaskan, tahun 2015 ini, jumlah penerima dana bantuan yang diperuntukkan bagi pengusaha kecil itu adalah sebanyak 109 Kepala Keluarga (KK) yang dibagi menjadi tiga kelompok. Hadi menjelaskan, masing-masing kelompok menerima bantuan yang besarannya berbeda-beda. Kelompok 8 yang beranggotakan 45 orang menerima bantuan sebesar Rp45 juta. Kelompok 15 mendapatkan bantuan sebesar Rp33 juta untuk 33 orang. Sedangkan untuk kelompok 17, dengan anggota sebanyak 31 orang, mendapatkan bantuan sebesar Rp31 juta.

“Seharusnya kan masing-masing anggotanya menerima. Tapi nyatanya tidak begitu,” ujarnya saat ditemui di lokasi aksi demonstrasi yang digelar warga Dusun Karangtalun di kediaman Kepala Dusun Karangtalun Wasito, Selasa (6/10/2015) sore.

Akan tetapi, saat ditanya mengenai kepastian berapa orang yang belum menerima bantuan, Hadi mengaku belum melakukan pendataan. Pasalnya, selain data yang digunakan sebagai acuan itu sama sekali tak melibatkan pihak pemerintah desa hingga RT, proses pencairannya pun hanya dilakukan sepihak oleh Suparman sendiri.

Buktinya, meski banyak warga yang belum menerima, Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) sudah dirampungkan oleh Suparman dengan cara memalsukan tanda tangan warga penerima.

“Tadi pagi SPJ sudah sampai di Kelurahan [Wukirsari],” kata Hadi.

Penyelewengan itu sendiri mulai diciumnya sejak paska-Hari Raya Idul Fitri lalu. Ketika ia mendapati bahwa salah satu ketua kelompok justru sama sekali tak menerima uang bantuan tersebut. Setelah ia menanyai sejumlah anggota kelompok yang lain, ternyata ada beberapa dari mereka yang belum menerima bantuan itu.

“Dari situlah kemudian kabar itu menyebar ke semua warga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya