SOLOPOS.COM - Wayang Topeng 30 tahun tak pentas (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Penggunaan danais di Gunungkidul belum sesuai target.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Serapan Dana Keistimewaan di Gunungkidul masih rendah. Hingga akhir Juli, dari total anggaran Rp7,4 miliar baru terserap 35% atau sekitar Rp2,5 miliar.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul Ristu Raharja tidak menampik capaian serapan danais masih minim. Namun menurut dia, capaian tersebut bukan menjadi soal karena mayoritas program kegiatan tertumpu di triwulan akhir 2016.

“Meski baru 35%, prosesnya jalan terus. Ini kan masih data sementara, tapi untuk akhir tahun saya yakin bisa terserap maksimal,” kata Ristu kepada Harianjogja.com, Rabu (3/8/2016).

Menurut dia, di triwulan tiga dan empat 2016 terdapat banyak kegiatan yang dibiayai danais. program ini bukan hanya menyasar pengerjaan fisik, namun juga berbagai program kegiatan budaya seperti Festival Kesenian Yogyakarta, pentas ketoprak antar kecamatan, festival dalang Gunungkidul, pentas seni karawitan.

“Masih banyak lagi karena ada juga penyusunan DED kawasan atau rehap situs prasejarah Sokoliman di Desa Bejiharjo, Karangmojo,” ujarnya.

Ristu menambahkan, gelontoran danais yang diterima kabupaten mengalami penurunan jika dibandingkan dengan dana yagn diterima di 2015. Tahun ini, pemkab hanya menerima Rp7,4 miliar, sedang di tahun lalu nilainya mencapai Rp17,9 miliar.

“Angka Rp7,4 miliar terbagi untuk urusan budaya Rp6,4 miliar, sedankan sisanya Rp1 miliar digunakan untuk pertanahan dan tata ruang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya