SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai. (Harian Jogja/wordpress,com)

Penggunaan danais di Kulonprogo dapat lebih beragam. Sebab dana yang digelontorkan mengalami peningkatan.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Anggaran penyelenggaraan dan pengembangan seni berbasis kebudayaan yang bersumber dari dana keistimewaan mengalami kenaikan. Alokasi tahun 2015 Kulonprogo menerima dana sebesar Rp33 miliar, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

“Tahun lalu, kurang lebih sekitar Rp29 miliar yang kami terima. Dana tersebut tidak hanya untuk mendukung kegiatan seni budaya, tetapi juga mendukung pelestarian budaya,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Kulonprogo Kris Sutanto saat ditemui di Gedung Kesenian, Selasa (17/2/2015).

Kris mengungkapkan penyelenggaraan masih akan diikuti oleh 68 desa kantong budaya, sepuluh desa rintisan budaya dan sepuluh desa budaya. Dia berharap, penampilan seni dan budaya tahun ini dapat lebih menonjolkan kreativitas dan inovasi. Hal itu dilakukan agar kesenian yang ditampilkan tidak monoton dan tentunya memiliki ciri khas tersendiri.

“Maka dari itu, perlu pendampingan dan pembinaan kepada para pelaku seni di setiap desa. Tujuannya, agar kesenian yang ditampilkan lebih kreatif dan tidak monoton seperti tahun pertama,” papar Kris.

Sementara itu, Kabid Kebudayaan Dinbudparpora Kulonprogo Joko Mursito menambahkan, meski ada kenaikan danais dari pusat, namun beban kerja masih cenderung sama. Joko mengungkapkan, program pembinaan tersebut akan memperbaiki kualitas seni budaya yang ditampilkan.

Namun, pada dasarnya ada dua aspek yang ditekankan, yakni kemasan kreatif dan fungsi hiburan. Tujuannya, penampilan seni yang ditampilkan setiap desa harus dapat mewujudkan ciri khas yang ada di desa bersangkutan.

“Arah pendampingannya adalah untuk merangsang kreatifitas dan inovasi baru. Harapannya juga agar ke depan dapat merangkul lebih banyak orang lagi,” jelas Joko.

Lebih lanjut Joko memaparkan, salah satu aktivitas seni yang potensial untuk diberikan pendampingan khusus yakni sendratari Sugriwo Subali. Kedua tokoh pewayangan itu, telah menjadi ikon di Goa Kiskendo. Selain sebagai daya tarik dari objek wisata tersebut, sendratari itu juga menjadi kebudayaan yang perlu untuk dilestarikan.

“Kami akan menghidupkan sendratari tersebut. Rencananya kami akan menggandeng teman-teman ISI Jogja untuk menggarap tarian tersebut,” tandas Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya