Jogja
Jumat, 10 Juni 2011 - 08:17 WIB

Penghias kematian dari Kranon

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Denting palu bertalu-talu dari belakang rumah di sudut Dusun Kranon, Desa Kepek Kecamatan Wonosari. Sesekali terhenti sejenak dan kemudian mulai lagi. Hajat Sukmono memahat dan memecah potongan-potongan batu marmer untuk nisan. Terbentuklah nama yang rapi untuk mengingat mereka yang sudah meninggal.

Hajat sudah merintis usaha menulis batu nisan selama hampir lima tahun. Awalnya dia hanya coba-coba. Lama-kelamaan Hajat kian mahir menghias nama di batu nisan. Dia hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk menyelesaikan satu pesanan memahat nama di batu nisan dengan tingkat kesulitan sedang. Dalam sehari saja, pemahat yang memproduksi hiasan batu nisan di rumahnya di Jalan Tentara Pelajar Dusun Kranon itu mampu membuat lima sampai enam pesanan ukuran sedang bercorak sederhana.

Advertisement

“Untuk jenis dan corak varisasi tidak begitu mempengaruhi lamanya pengerjaan. Jenis batu yang menentukan waktu lamnya pengerjaan,” ujar Hajat kepada Harian Jogja pekan lalu.

Dia tak hanya mempu menghias nisan. Order berupa papan prastasi tempat para pejabat membubuhkan tandatangannya dalam berbagai acara peresmian kerap diterima.

“Prasasti untuk peresmian gedung, tempat ibadah, hingga tetenger biasa untuk tandatangan pejabat tertentu bisa saya layani. Corak dan ragamnya pun sesuai permintaan pemesan,” ungkap alumnus STIMIK Akakom itu.

Advertisement

Dia juga pernah diminta PMI Jepang untuk mengerjakan beberapa pesanan prasasti peresmian bantuan di Gunungkidul meskipun huruf-hurufnya tak dia pahami. Bahan baku keterampilan tangan Hajat diperoleh dari Sleman, Jogja bahkan Italia. Harga pahatannya cukup terjangkau, mulai dari Rp35.000 sampai Rp75.000.(Wartawan Harian Jogja/Endro Guntoro)

HARJO CETAK

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif