SOLOPOS.COM - Ilustrasi gangguan jiwa (istimewa)

Lingkungan sekitar dan keluarga dari seorang pengidap gangguan kejiwaan, memegang peran penting, karena penderita gangguan jiwa rawan kambuh.

 

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Harianjogja.com, WONOSARI-Orang yang mengidap gangguan jiwa, membutuhkan dukungan moral dan mental dari lingkungan sosial. Agar mereka bisa hidup lebih tenang dan merasa diterima menjadi bagian masyarakat.

Hal tersebut dikemukakan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati pada Rabu (10/2/2016). Ia menyebutkan lingkungan sekitar dan keluarga dari seorang pengidap gangguan kejiwaan, memegang peran penting, karena penderita gangguan jiwa rawan kambuh.

“Sebaiknya tidak mengucilkan dan justru mengajak mereka untuk membaur seperti biasanya,” terang Dewi.

Dewi menuturkan, kasus pengidap gangguan kejiwaan di Kecamatan Rongkop masuk kategori tinggi, namun ia menegaskan bukan berarti Rongkop menjadi wilayah satu-satunya, tanpa ada tempat lain yang memiliki kasus serupa. Rongkop sendiri sesungguhnya merupakan wilayah yang pernah meraih juara nasional untuk program Desa Ramah Jiwa.

Dinkes sendiri juga turut melakukan upaya untuk menekan jumlah kasus gangguan jiwa ini, salah satunya dengan mengirimkan paramedis untuk mengikuti sejumlah pelatihan di Rumah Sakit Ghrasia Sleman, serta pendidikan dan pelatihan penanganan gangguan kejiwaan bersama Rumah Sakit tersebut.

“Semua Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) saat ini sudah disiapkan untuk menerima konseling warga, serta melakukan pengobatan bagi warga yang memiliki tanda gangguan jiwa. Kasus ini menjadi perhatian serius kami [Dinkes],” jelasnya.

Camat Rongkop, Asis Budiarto mengatakan pemerintah kecamatan dan Puskesmas serta desa terus berusaha mendampingi warga, untuk dapat menekan jumlah kasus gangguan jiwa pada warga. Salah satunya membuat mereka aktif ke dalam banyak kegiatan, misalnya usaha kolam lele.

“Semua demi memberikan kesibukan sehingga mereka bisa realistis dalam menjalani kehidupan,” tuturnya.

Salah seorang psikolog Universitas Gajah Mada, Rahmat Hidayat menerangkan bahwa kasus gangguan kejiwaan bisa disebabkan faktor genetik atau keturunan, pola pengasuhan saat kecil hingga dewasa, nutrisi hingga pengaruh lingkungan.

Sementara itu, ‘cinta’ bukan menjadi sebuah faktor gangguan jiwa berat, melainkan pemicu, atau disebut Rahmat sebagai ‘trigger’. Sedangkan ada faktor yang disebutkan sebelumnya, yang ada di dalam diri yang menyebabkan gangguan kejiwaan. Dan ia meminta setiap pihak untuk dapat memisahkan antara penyebab dan pemicu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya