SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri mebel (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA-Pelemahan rupiah terhadap dolar AS, tidak hanya akan menguntungkan bagi sektor industri, terutama di sisi industri mebel. Tetapi momentum ini juga harus disikapi dengan bijak karena pasar masih cenderung lesu.

Dewan Penasehat Asosiasi Pengusaha Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono mengatakan, kondisi rupiah yang melemah ini masih akan panjang. Amerika sebagai episentrum ekonomi dunia masih belum pulih dari krisis ekonomi global.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

“Dolar naik, tentunya bagi Indonesia, utang yang dibayar bisa jadi akan semakin mahal. Sebaliknya sektor industri yang berorientasi ekspor akan untung karena nilai ekspornya akan terus naik. Bahkan kenaikan neraca ekspor saja mencapai 10 persen sampai 15 persen,” papar Ambar kepada wartawan, Rabu (4/12/2013) di Hotel Bifa Jogja.

Pelaku industri mebel di Jogja, kata Ambar, seharusnya dapat melihat situasi pasar. Meski dolar menguat, kondisi ini jangan sampai membuat pelaku industri ini terlena. Pasalnya, pengalaman sebelumnya tingginya permintaan justru dipenuhi dengan melorotnya kualitas produk.

“Ini terjadi beberapa waktu yang lalu, demand tinggi, tapi ternyata kualitas barangnya turun. Di Amerika banyak produk Indonesia yang justru dibakar atau dimusnahkan,” ungkap Ambar.

Ketua Asean Furniture Industry Council (AFIC) ini juga mengatakan pelaku industri ini diharapkan dapat segera memperkuat pasar domestik. Di kala pasar Amerika masih lemah, pasar domestik masih memiliki peluang besar bagi industri mebel Jogja. Di mana mayoritasnya adalah pelaku usaha di sektor mikro.

“Akhir Desember ini pasar akan cenderung naik. Waktunya pelaku industri di Jogja mulai memanfaatkan momen ini untuk melirik pasar lokal. China dan Eropa juga masih menjadi market potensial bagi Indonesia, khususnya Jogja untuk menggaet buyer lebih banyak lagi,” tandas Ambar.

Ketua DPD Asmindo DIY Yuli Sugianto menambahkan, pasar domestik saat ini mengalami peningkatan cukup baik. Namun, pihaknya tidak menampik apabila dalam kurun waktu dua bulan ini agak sedikit menurun. Tren pasar akan nampak naik pada Desember ini, di mana peningkatannya baru akan terlihat pada awal tahun mendatang.

“Tapi realisasi pertumbuhan ekspor mebel DIY, agaknya akan mengalami penurunan pada tahun ini. Ini baru prediksi saya, karena tidak ada order dari buyer. Penurunannya mungkin sekitar 15 persen sampai 20 persen,” ungkap Yuli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya