Jogja
Selasa, 10 Desember 2013 - 17:15 WIB

Peningkatan Kualitas Pendidikan Perlu Libatkan Semua Pihak

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Agoes Rudianto)

Harianjogja.com, SLEMAN–Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia perlu melibatkan semua pihak. Pasalnya, kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain.

Menurut Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sugiharsono, memajukan pendidikan bukan hanya menjadi tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). “Semua lembaga harus memiliki perhatian terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain,” katanya, di sela-sela kegiatan kuliah umum yang menghadirkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina, di Auditorium UNY, Senin (9/12/2013).

Advertisement

Gerakan BUMN mengajar tersebut, lanjutnya, sangat tepat karena program tersebut dapat dijadikan inspirasi bagi mahasiswa untuk mengikuti kesuksesan para petinggi perusahaan. Pasalnya, pendidikan Indonesia secara keseluruhan masih kalah jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. “Pendidikan Indonesia hanya setara dengan Vietnam dan Laos,” ujarnya.

Dengan gerakan BUMN mengajar, ujarnya, mahasiswa dapat mencontoh kerja keras dan keuletan para petinggi Pertamina dalam belajar hingga mencapai kesuksesan. Terlebih, Indonesia akan menghadapi AFTA 2015 sehingga pengetahuan yang berasal di luar teori dan praktik di sangat penting bagi mahasiswa. ”Mahasiswa juga harus mengetahui gambaran persaingan sebenarnya dari mereka yang sudah pengalaman di bidangnya,” jelasnya.

Di sisi lain, Sugiharsono mengaku bahwa perusahaan negara tersebut tidak bisa terlibat dalam menentukan metodologi pendidikan di kampus. Namun, suatu perusahaan bisa menyediakan fasilitas pendidikan yang layak. “Seperti di FE, kami berupaya mengembangkan perpustakaan dan laboratorium bahasa ekonomi. Kami akan mengajukan ke Pertamina untuk nantinya didanai,” jelasnya.

Advertisement

Menurut Sugiharsono, bahasa ekonomi ini ke depan sangat diperlukan. Sebab, bila berbicara ekonomi juga harus berbicara dunia global. ”Makanya kami mendorong lulusan FE UNY untuk mencapai TOEFL 400. Sebab, belum ada 40% mahasiswa yang mencapai TOEFL 400,” terangnya.

Sementara itu di tempat yang sama, Komisaris PT Pertamina Edy Hermantoro menyampaikan, mahasiswa harus menyiapkan diri menghadapi tantangan dunia global. Semakin meningkatnya tenaga kerja muda Indonesia membuat persaingan semakin berat. “Belum lagi persaingan tenaga kerja dengan negara anggota ASEAN dan di luar ASEAN. Untuk itu, mahasiswa harus bisa  meningkatkan kualitas agar mampu bersaing,” jelasnya.

Edy mengakui bahwa dana pendidikan yang ada belum meng-cover seluruh kegiatan pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah kurangnya dana bagi penelitian. “Minimnya anggaran penelitian jangan mematahkan semangat. Sebab kami memiliki CSR yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan pendidikan,” tandasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif