Jogja
Rabu, 16 Maret 2016 - 08:55 WIB

PENIPUAN SLEMAN : Rekening Tamu Hotel Dikuras hingga Rp135 juta

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Penipuan Sleman dialami seorang tamu hotel.

Harianjogja.com, SLEMAN – Seorang tamu hotel yang berlokasi di Caturtunggal, Depok, Sleman menjadi korban penipuan dengan modus gendam, Senin (14/3/2016) pagi. Korban menderita kerugian Rp135 juta setelah rekeningnya dikuras pelaku melalui anjungan tunai mandiri (ATM).

Advertisement

Korban diketahui bernama Darul Kamarudin, 61, merupakan warga Jalan Prof. S. Yamin RT05/RW08 Tembilahan Hilir Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau. Kasus itu kini dalam penyelidikan Unit Reskrim Polsek Depok Barat.

Kapolsek Depok Barat Kompol Partono menjelaskan, sesuai keterangan korban, peristiwa itu berawal saat korban keluar dari kamar hotel sekitar pukul 06.00 WIB. Korban kemudian berjalan-jalan di sepanjang Jalan Solo, Depok hingga bertemu dengan seorang laki-laki yang diduga sebagai pelaku.

“Orang tersebut langsung mengajak salaman korban sembari bertanya informasi tempat jualan makanan dan minuman tradisional. Karena korban bukan orang Jogja lalu dijawab tidak tahu,” terang Kapolsek saat dimintai konfirmasi, Selasa (15/3/2016) siang.

Advertisement

Setelah bersalaman dengan orang tak dikenal itu, korban teringat jika dirinya sempat diajak ke kawasan restoran cepat saji yang masih berada di area Jalan Solo, Depok, Sleman. Selanjutnya sekitar 30 menit kemudian, korban kembali ke hotel tempat menginap. Korban yang sudah tersadar tiba-tiba kaget karena mendapat SMS banking ke ponselnya terkait transaksi penarikan tunai. Merasa tidak melakukan transaksi keuangan, korban lalu mengecek ke kantor bank sesuai kartu ATM yang miliknya. Ternyata saldo rekening telah dikuras secara bertahap total Rp135 juta.

“Korban tidak merasa melakukan transaksi. Ternyata kartu ATM milik korban sudah dibawa oleh pelaku dan diganti dengan kartu ATM yang lain tanpa sadar,” imbuhnya.

Partono menambahkan, kuat dugaannya korban menjadi penipuan dengan modus gendam. Karena korban tidak merasa memberikan kartu ATM dan PIN miliknya namun uang di rekening dikuras secara bertahap oleh pelaku.

Advertisement

“Mungkin ATM dan PIN itu diberikan secara tidak sadar kepada pelaku oleh korban. Ini masih dalam penyelidikan kami,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif