SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi . (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Aksi penyerangan sekolah terjadi di Jogja

Harianjogja.com, JOGJA– – Aksi penyerangan sekolah terjadi di Jogja. Di mana Salah satu murid sekaligus SMA swasta di Wirobrajan menjadi korban penyerangan dari gerombolan sekolah lain, Rabu (7/12/2017) siang. Bahkan setelah tertangkap salah satu dari 11 siswa sekolah lain didapati membawa bendo (pisau besar).

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, Kompol M. Kasim Akbar Bantilan SIK, mengatakan dari hasil penangkapan pihaknya berhasil mengangkut 11  pelajar.  Di mana pada hari Kamis kemarin, Satreskrim Polresta Jogja melanjutkan kasus tersebut dengan memanggil pihak sekolah untuk dilakukan pembinaan.

“Dari kejadian kemarin berhasil diamankan sekitar 11 orang, sementara ini masih kita perdalam. Indikasinya memang penyerangan, pihak sekolah dipanggil juga tadi dan karena rata-rata dibawah umur maka dilakukan pembinaan dan wajib lapor,” katanya.

Namun begitu, satu remaja berinisial MF, 16, warga Sleman akan diproses lebih lanjut. Pasalnya saat ditangkap dirinya kedapatan membawa senjata tajam berupa bendo, Rabu (7/12/2017)

“Untuk korban parah sepertinya tidak ada, kalau yang bawa sajam ada satu orang dan akan kami proses dengan ketentuan hukum yang berlaku,” ungkap bantilan.

Penyerangan oleh gerombolan siswa itu tergolong rapi. Di mana sehabis melempar batu kearah sekolah. Selanjutnya gerombolan itu memecah menjadi dua arah dan berpencar mencari calon korban.

Adapun menurut kesaksian penjaga sekolah, Slamet , 50,  ia sempat berbapapasan dengan puluhan pelajar dengan menggunakan sepeda motor itu patroli.

“Kemarin itu saya sempat patroli keliling, murid-murid kan pulang lebih awal karena ujian. Sampai di kampung Nitipuran saya papasan sama gerombolan, sekitar 25 motor boncengan semua itu,” kata Slamet saat ditemui di Wirobrajan, Kamis (7/12/2017).

Karena curiga ia langsung mengikut gerombolan tersebut. Bahkan ia juga sempat mempergoki beberapa anak-anak sedang mengambili batu. Mengetahui tujuan laknat gerombolan murid itu, Slamet langsung berinisiatif mengejar mereka.

“Saya ikuti sampai perempatan Sonosewu ada lima motor yang berhenti dan mengambili batu. Saya kejar dan mau saya tendang tapi kalah kenceng motornya. Saya hubungi orang sekolah kalau harus waspada, ternyata benar mereka melempari sekolah yang saya jaga,” jelasnya

Ia menambahkan, kejadian itu berlangsung cepat. Di mana dari penyerangan tersebut, satu kaca jendela milik sekolah pecah dihantam batu.

“Selang beberapa menit saya dikabari kalau sekolah diserang gerombolan tak dikenal, satu kaca pecah karena dilempari batu. Usai penyerangan gerombolan itu kabur ke 2 arah, ada yang ke Barat dan ke Selatan. Yang gerombolan ke arah barat nyerang 1 orang murid sekolah saya dan luka lecet di punggungnya,” ungkapnya.

Slamet mengungkapkan, beberapa siswa yang tertangkap itu di berada di dua tempat. Yaitu timur SPBU Bugisan dan dekat Pasar Legi, Patangpuluhan. Karena kejadian itulah pihaknya melaporkan ke pihak Kepolisian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya