SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak korban kekerasan seksual. (winnipegsun.com)

Kekerasan terhadap perempuan dan anak masih tinggi.

Harianjogja.com, JOGJA–Lebih dari 300 kekerasan kepada anak dan perempuan terjadi di DIY sepanjang 2017 ini.
Kabupaten Sleman dan Kota Jogja tercatat sebagai daerah yang paling banyak terjadi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

“Di Tahun 2017 angka kekerasan perempuan dan angka kekerasan pada anak masih cenderung tinggi dan yang lebihnya memprihatinkan,” jelas Ketua Forum Perlindungan Korban Kekerasan DIY, Yosephine Sari Murti, di Bangsal Kepatihan, Jumat (22/12/2017) pada acara peringatan Hari Ibu.

Sari mengungkapkan bahwa wilayah pinggiran Jogja dan Sleman mendominasi jumlah korban dari tindak kekerasan pada perempuan dan anak.

“Sudah ratusan, tapi persisnya, Sleman dan Kota Jogja, terhadap perempuan berjenis kekerasan fisik dan psikis, lalu seksual, untuk anak-anak kekerasan seksual dan termasuk fisik,” ujar Dosen Hukum Universitas Atmajaya Yogyakarta itu.

Menurutnya, banyaknya korban kekerasan bisa menerapkan perlakuan biadab itu kepada beberapa orang atau anak.
“Anak SD mencabuli lebih dari empat orang anak TK dan SD.
Anak SMP mencabuli anak-anak yang berada di SD,” kata dia.

Sari menilai, perlakuan tidak senonoh yang dilakukan oleh pelaku khususnya anak-anak itu diakibatkan karena mengakses informasi dari Internet melalui Gadget. “Pelakunya juga orang dekat, justru yang dikenal oleh korban, suami, pacar dan teman sebaya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya