SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S
Harianjogja.com, JOGJA—Libur panjang Lebaran dirasa kurang menguntungkan bagi pengusaha oleh-oleh. Di pusat penjualan oleh-oleh sepanjang Jalan Mataram Jogja, penjual merasa animo pemudik tak seramai Lebaran tahun lalu.
“Ini malah sepi, tidak seramai tahun lalu. Dulu malah mau istirahat pun tidak bisa karena saking ramainya. Tapi sekarang malah biasa-biasa saja,” ujar Marwanti salah satu karyawan di Toko Pusat Oleh-oleh Bu Tini kepada Harian Jogja, Selasa (13/8/2013).
Ia menduga, penyebabnya adalah makin berkembangnya pariwisata di Jogja. Di sisi lain, saat ini makin banyak toko yang menjual oleh-oleh khas Jogja. Hadirnya pusat oleh-oleh baru yang makin menjamur turut mempengaruhi omzet para pedagang oleh-oleh yang sudah lama menjadi pioner.
“Sekarang ini sudah banyak sekali toko oleh-oleh di Jogja. Tetapi mungkin karena sekarang ini kebutuhan pokok mulai mahal. Jadi orang yang ke Jogja, meminimalisir biaya liburan,” papar Marwanti.
Marwanti mengungkapkan, Lebaran tahun ini pasokan produk oleh-oleh yang dijual di toko ini tidak sebanyak tahun lalu. Apabila tahun lalu stok dapat ditambah tiga sampai empat kali lipat. Tahun ini hanya dinaikkan dua kali lipat.
Itupun masih selalu sisa karena berkurangnya pembeli. “Sekarang cuma dinaikkan dua kali lipat. Itu saja tidak habis,” tuturnya.
Diakui Marwanti, harga beberapa produk makanan oleh-oleh mengalami kenaikan harga. Oleh-oleh khas Jogja, Bakpia dengan merek Bakpia Pathuk 25 harga naik rata-rata Rp5.000 per kardus. Sedangkan bakpia jenis lainnya rata-rata naik sekitar Rp2.000 sampai Rp3.000.
“Bakpia Pathuk 25 naiknya memang agak tinggi, dari sebelumnya Rp20.000, sekarang jadi Rp26.000, tambah ongkos kirim Rp1.000. Masih paling laris,” tandasnya.