SOLOPOS.COM - Ilustrasi diabetes (Iran-daily.com)

Lendah lawan penyakit tidak menular.

Harianjogja.com, KULONPROGO–Sekitar 2.000 orang warga Kecamatan Lendah, Kulonprogo terjangkit Penyakit Tidak Menular (PTM), jumlah ini diketahui meningkat dibanding dua tahun sebelumnya.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Pembina Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) wilayah kerja Puskesmas Lendah I, Emi Indrayati mengatakan terdapat dua PTM yang kasusnya cukup tinggi di wilayahnya, yaitu hipertensi (darah tinggi) dan diabetes mellitus (DM) atau kencing manis.

Dalam beberapa tahun terakhir, dua jenis penyakit tersebut selalu masuk 10 besar jumlah pasien. Ia menyebutkan, pada 2017 ada 1.996 kasus darah tinggi dan 837 kencing manis. Jumlah itu lebih tinggi ketimbang pada 2016 sebanyak 1.367 darah tinggi dan 812 kencing manis. Sedangkan pada 2015 ada 797 kasus kencing manis serta 1.741 kasus darah tinggi

“Untuk mengendalikan jumlah PTM agar tidak semakin tinggi, Posbindu menjadi lembaga yang melakukan tugas deteksi dan mengendalikan tren PTM secara dini. Bukan hanya penyakit darah tinggi dan kencing manis, melainkan penyakit lainnya,” ungkapnya, Minggu (7/1/2018).

Emi menambahkan, PTM disebabkan salah satunya pola hidup dan pola makan yang kurang sehat, namun belum disadari oleh masyarakat. Sehingga pencegahannya bisa dilakukan dengan mengonsumsi sayur dan buah, melakukan aktivitas fisik selama 30 menit per hari serta pemeriksaan minimal enam bulan sekali.

“Tiga kegiatan tersebut akan kami kampanyekan secara intensif di semua Posbindu dengan melakukan kegiatan konkret yang melibatkan partisipasi masyarakat dan pihak-pihak terkait,” imbuhnya, dalam kegiatan Kampanye Makan Sayur dan Buah, di Posbindu ‘Ceria 1, Dusun Sempu, Desa Bumirej.

Ketua Posbindu Ceria 1 Karyani mengatakan jumlah PTM di Dusun Sempu cukup tinggi. Sebagian besar merupakan penderita hipertensi, diabetes mellitus dan kolesterol. Penyakit tersebut menyerang masyarakat karena pola makan yang kurang tepat dan tingkat konsumsi sayur dan buah sangat rendah. Sepengetahuannya, rata-rata masyarakat setempat hanya makan sayur sebanyak dua sampai tiga porsi sehari. Sebagian besar tidak pernah makan buah.

“Idealnya makan buah dan sayur lima porsi per hari. Masyarakat lebih suka makan daging atau telur yang kandungan kolesterolnya tinggi,” terangnya.

Ia menambahkan, Posbindu bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat untuk menggalakkan penanaman sayuran dan buah-buahan di pekarangan warga. Agar konsumsi sayur dan buah meningkat sehingga menurunkan tren peningkatan kasus PTM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya