SOLOPOS.COM - ilustrasi narkoba jenis sabu-sabu. (JIBI/Solopos/Antara/Harviyan Perdana Putra)

Penyelundup narkoba senilai Rp4,5 miliar menggunakan modus KTP palsu.

Harianjogja.com, SLEMAN— Petugas aviation security Bandara Internasional Adisucipto berhasil menggagalkan penyelundupan sabu seberat tiga kilogram dengan nilai mencapai Rp4,5 miliar pada Jumat (20/10/2017) malam. Para pelaku menggunakan e-KTP palsu untuk memuluskan aksinya.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Dalam penangkapan Jumat malam, tiga orang berhasil diringkus, masing-masing berinisial WW, 29, BS, 26, dan MR, 21. Satu orang lagi seorang perempuan dari jaringan pengedar narkoba ini berhasil melarikan diri. Badan Nasional Narkotika (BNN) Provinsi DIY masih melakukan pengejaran terhadapnya.

Kasus ini terungkap berkat kejelian petugas pengamanan bandara yang mencurigai gelagat tiga orang penumpang saat melalui pemeriksaan walk through metal detector (WTMD). “Petugas kemudian mengarahkan ketiganya untuk melakukan pemeriksaan body scanning setelah melakukan pemeriksaan body search, “kata GM Bandara Adisucipto Agus Pandu Purnama saat gelar jumpa pers di Grha Angkasa Pura I, Sabtu (21/10/2017).

Hasilnya, ditemukan barang bukti berupa bungkusan plastik yang dipastikan sebagai sabu-sabu. Barang haram itu disembunyikan di bagian selangkangan masing-masing ketiga penumpang transit itu. Bungkusan tersebut dikemas rapi, dibalut dengan styrofoam kemudian dilakban di bagian paha.

“Satu bungkus sabu-sabu itu seberat 750 gram. Total ada empat bungkus atau sebanyak tiga kilogram sabu-sabu. Nilainya Rp4,5 miliar, ” kata Kabid Pemberantasan BNNP DIY AKBP Mujiana.

Modus operandi jaringan Kalimantan ini, jelas Muji, cukup rapi. Mereka mengambil sabu-sabu dari Pekanbaru Riau. Berangkat menggunakan pesawat dengan rute Pekanbaru-Jogja-Balikpapan. Dari Pekanbaru komplotan ini naik pesawat Citilink dan transit di Jogja. Komplotan ini sedianya melanjutkan perjalanan dengan pesawat Sriwijaya Air SJ 230 menuju Balikpapan.

Tidak hanya itu, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan BNNP, jaringan ini menggunakan e-KTP palsu untuk melancarkan aksinya. KTP tersebut beralamat di Malang, Jawa Timur. “Padahal mereka semua asli Kalimantan dengan e-KTP Balikpapan,” kata Muji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya