SOLOPOS.COM - Suharsono (Endro Guntoro/JIBI/Harian Jogja)

Suharsono berjanji akan berkoordinasi dengan pimpinan ormas yang dituding melakukan penyerangan tersebut agar tidak mengulangi perbuatannya.

 

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

 

Harianjogja.com, BANTUL- Bupati Bantul Suharsono menyatakan organisasi masyarakat (ormas) yang melakukan penyerangan ke sekretariat seni Survive Garagae di Kasihan, Bantul pekan lalu telah bertindak main hakim sendiri.

“Saya prihatin dengan kejadian itu, itu tindakan main hakim sendiri,” tegas Suharsono, Rabu (6/4) seusai beraudiensi dengan Forum Solidaritas Jogja Damai. Forum tersebut merupakan kumpulan warga Jogja yang peduli terhadap masalah intoleransi, diantaraanya terdiri dari komunitas seniman Survive Garage yang menjadi korban penyerangan.

Suharsono berjanji akan berkoordinasi dengan pimpinan ormas yang dituding melakukan penyerangan tersebut agar tidak mengulangi perbuatannya. “Saya bisanya berkoordinasi dengan pimpinannya, kalau ke anggotanya satu-satu tentu tidak,” papar dia.

Kendati demikian, bupati tidak memutuskan agar perbuatan main hakim sendiri tersebut ditindak secara hukum. Ke depan kata dia, dirinya menjamin keamanan kelompok masyarakat yang menggelar kegiatan yang tidak melanggar hukum. “Ke depan enggak apa-apa berkegiatan, cuma kalau bisa melapor sebentar ke polisi, kan enggak berat,” paparnya.

Ikhwal pembukaan kembali sekretariat seni Survive Garage, ia meminta agar komunitas seni tersebut berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Seperti diketahui, sampai saat ini komunitas seni sekretariat Survive Garage belum kembali beraktivitas karena masalah ini.

Pemilik Survive Garage Bayu Widodo berharap lembaganya dapat kembali beraktivitas seperti biasa. “Kunci sekretariat sudah diberikan namun kegiatan seni belum dilakukan karena masih berkoordinasi dengan pihak terkait [pemerintah dan aparat keamanan],” paparnya.

Sekretariat Survive Garage diserang oleh segerombolan anggota ormas pada Sabtu (2/4) malam. Saat itu, Survive Garage dijadikan tempat penyelenggaraan kegiatan diskusi mengenai isu gender yang digagas organisasi Kolektif Betina. Acara yang berlanjut pertunjukan musik itu tiba-tiba dibubarkan ole puluhan ormas yang datang bersama aparat kepolisian. Aparat polisi menuduh kegiatan itu menjadi ajang pesta minuman keras dan melarang masuk penghuni sekretariat.

Anggota Survive Garage Fitri sebelumnya mengatakan, kegiatan yang digelar di sekretariatnya murni diskusi masalah gender. Kegiatan diskusi semacam itu menurutnya sudah sering digelar di Survive Garage.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya