SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)

Perbankan Jogja, suku bunga diharapkan berdampak positif

Harianjogja.com, JOGJA-Suku bunga acuan atau BI rate yang turun di posisi 6,75% diharapkan membawa dampak positif bagi kegiatan perkreditan. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga berharap sama, agar penyaluran kredit semakin bertambah.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Sejak turunnya BI Rate menjadi 6,75%, BPD DIY memang belum menurunkan suku bunga. Direktur Utama (Dirut) BPD DIY Bambang Setiawan menyampaikan, sebelum BI Rate turun pada pertengahan Maret lalu, suku bunga BPD DIY telah lebih dulu turun pada akhir tahun lalu. Penurunannya terjadi mulai 0,5% hingga 1%.

Bambang mengatakan, turunnya BI rate tidak serta merta menurunkan suku bunga di BPD DIY.
“Sebelumnya, dana itu tinggi dan itu masih berlangsung sampai sekarang. Ibarat kulakan, barangnya sudah mahal,” kata Bambang, pekan lalu.

Oleh karena itu BPD DIY masih perlu mempertimbangkan lagi untuk melakukan penurunan suku bunga lagi. Penerapan penurunan kredit (sesuai BI rate) kemungkinan baru dapat direalisasikan untuk kredit baru.

BPD DIY menurutnya memiliki strategi untuk tidak tergantung pada dana jangka panjang dan besar yang bunganya tinggi.

“Dana besar itu seperti dana pemerintah. Bahkan beberapa dana besar sudah kami hentikan. Saat ini kami banyak menjalin kerjasama dengan institusi seperti UMY [Universitas Muhammadiyah Yogyakarta], UII [Universitas Islam Indonesia], dan UAD [Universtitas Ahmad Dahlan],” kata dia.

Jika dipresentasekan, dana jangka panjang di BPD DIY hanya tinggal 21%.

Bambang tak memungkiri bahwa ekonomi lesu akan berpengaruh pada permintaan kredit. Ia memprediksi, kondisi penyaluran kredit akan kembali membaik pada beberapa bulan ke depan, terutama dengan dipicu turunnya BI Rate menjadi 6,75%.

“Tunggu tiga sampai empat bulan ke depan lagi karena ya itu tadi, dananya terlanjur mahal karena sumbernya dari 2015 ke belakang,” jelasnya.

Dengan kata lain, pada semester dua ini, kegiatan penyaluran kredit melalui BPD DIY semakin bertambah. Apalagi jika BPD DIY jadi ditunjuk sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Selain menekan dana jangka panjang dan besar, BPD DIY fokus pada giro dan tabungan demi memberikan kredit murah bagi nasabah. Ia menyebut, presentase giro dan tabungan menempati porsi 71%, sisanya (29%) deposito.

Hingga saat ini, total kredit secara keseluruhan sudah mencapai 5,6 triliun dengan komposisi 70% disalurkan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan sisanya untuk sektor konsumtif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya