SOLOPOS.COM - Petugas dari BNN DIY memeriksa sampel urine milik mahasiswa penghuni indekos di Dusun Prancak Glondong, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Selasa (7/4/2015). (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Peredaran narkoba Bantul dihentikan dengan cara menggelar razia di sekitar kampus.

Harianjogja.com, BANTUL—Menekan kasus penyalahgunaan narkotika di kalangan mahasiswa, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNN) DIY fokus menggelar razia di sekitar kampus.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Salah satu titik yang disasar yakni kawasan hunian mahasiswa di sekitar kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja. Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pemberantasan Narkoba BNNP DIY, Siti Alfiah, pihaknya mendapatkan laporan informasi dari masyarakat bahwa di sekitar kampus ISI diindikasikan menjadi lokasi penyalahgunaan narkoba.

Selasa (7/4/2015) kemarin, tim dari BNNP DIY didampingi petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bantul, menggelar razia di enam rumah dan kamar indekos yang ada di kawasan Dusun Prancak Glondong, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon. Dari keenam titik tersebut, pihaknya merazia setidaknya 68 mahasiswa yang menghuni kamar indekos. Hasilnya, petugas tak menemukan mahasiswa yang mengonsumsi narkoba.

Siti Alfiah mengatakan, pemilihan mahasiswa sebagai target razia kali ini bukan tanpa alasan. Siti menjelaskan, pada 2014 lalu, BNNP DIY mencatat setidaknya ada 116 tersangka penyalahgunaan narkoba yang berasal dari kalangan mahasiswa. Menurutnya, angka tersebut terbilang tinggi jika
dibandingan dengan tersangka dari kalangan lainnya.

“Dalam catatan kami, tersangka dari kalangan mahasiswa mencapai angka 22,66 persen. Itu cukup tinggi,” katanya saat ditemui di lokasi operasi, Selasa (7/4/2015).

Siti mengakui, razia kali ini merupakan bagian dari gerakan 100.000 rehabilitasi. Mereka yang terjaring razia ini rencananya akan direhabilitasi di pusat rehabilitasi narkoba. Mahasiswa yang kedapatan
menggunakan narkoba tidak akan dipenjara karena mereka sebenarnya adalah korban. Namun dalam razia yang dilaksanakan Selasa kemarin, semuanya negatif, tidak diketemukan pengguna narkoba.

Terpisah, Staf Dinas Sosial Pemkab Bantul, Arfin Munajah mengatakan pendataan pelajar yang menggunakan narkoba sangat terkendala, karena sebagian masyarakat masih menutupi keluarganya yang menggunakan narkoba.

“Ada keluarga yang terkena kasus narkoba dan sudah pernah ditahan, tetapi orangtuanya mengaku tidak terjadi apa-apa,”katanya.

Di Bantul, jumlah pengguna narkoba memang fluktuatif. Namun yang mendominasi memang berasal dari generasi muda. Pada 2012, ada temuan 36 pelajar yang menggunakan narkoba, sedangkan pada 2013 ada 12 orang pelajar yang terlibat kasus narkoba. Sementara pada 2014 ada tren penurunan yang cukup signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya