PEREDARAN UANG : Aliran Uang di Jogja pada Desember 2016 Turun, Ini Sebabnya

Perdedaran uang selama akhir tahun dipicu tingginya kunjungan wisatawan

Harianjogja.com, JOGJA–Musim liburan Natal turut menyumbang besarnya kebutuhan uang masyarakat dan wisatawan yang berada di DIY. Untuk memenuhi kebutuhan itu, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY mengeluarkan uang sebesar Rp1,28 triliun selama Desember 2016.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Baca Juga : PEREDARAN UANG : Kebutuhan Uang di Jogja Selama Desember Rp1,28 Triliun

Deputi Kepala KPw BI DIY Hilman Tisnawan mengatakan besaran aliran uang keluar pada Desember 2016 masih lebih rendah dibandingkan Desember pada 2015 dan 2014. Pada Desember 2015, uang yang keluar (outflow) sebesar Rp1,5 triliun dengan uang masuk (inflow) Rp756 miliar. Pada Desember, outflow sebesar Rp1,5 triliun dan inflow Rp733 miliar.

“Memang ada penurunan. Hal ini bisa disebabkan masyarakat lebih suka transaksi nontunai dan sekarang banyak tersedia mesin EDC. Jadi lalu lintas uangnya secara digital. Pindah antar rekening,” kata dia, Jumat (6/1/2017).

Secara total, pada 2016 besaran outflow yakni Rp12,6 triliun dan total inflow sebesar Rp16,8 triliun. Hal itu menunjukkan adanya nett inflow sebesar Rp4,2 triliun. Artinya, lebih banyak uang yang masuk ke DIY dibandingkan uang yang keluar.

Hal itu terjadi karena DIY menjadi HAP keuangan untuk beberapa perbankan misalnya BNI, BRI, dan BCA. Oleh karena itu, banyak aliran uang yang masuk. Selain itu, lebih besarnya inflow dibandingkan outflow menandakan DIY mulai menjadi daerah penyedia jasa. Hal ini seiring dengan kemajuan sektor wisata sehingga banyak pelancong menghabiskan uang di DIY.

“Nett inflow ini artinya bagus. Ini ciri-ciri menuju daerah jasa. Ini menunjukkan secara infrastruktur DIY sudah layak,” kata dia.