Jogja
Kamis, 2 Juni 2016 - 01:40 WIB

PEREKONOMIAN DIY : Gula Pasir Penyumbang Tertinggi Inflasi Mei

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penjualan gula (JIBI/Solopos/Dok.)

Gula pasir mengalami kenaikan 8,37% dan memberikan andil sebesar 0,04%

Harianjogja.com, BANTULBadan Pusat Statistik (BPS) DIY merilis kondisi inflasi pada Mei 2016 sebesar 0,08%. Bahan pangan gula pasir menjadi penyumbang tertinggi untuk inflasi ini.

Advertisement

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto mengatakan, komoditas yang paling banyak mempengaruhi terjadinya inflasi adalah gula pasir, minyak goreng, daging ayam ras, telur ayam ras, dan kentang. Gula pasir mengalami kenaikan 8,37% dan memberikan andil sebesar 0,04%. Minyak goreng, daging ayam ras, dan telur ayam ras masing-masing naik 3,12%, 2,96%, dan 4,40%. “Ketiga bahan pangan itu memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,03 persen,” kata dia dalam Beritas Resmi Statistik (BRS) BPS DIY di Gedung BPS DIY, Bantul, Rabu (1/6/2016).

Sementara itu, komoditas pangan yang menghambat laju inflasi adalah cabai merah, bawang merah, cabai rawit, tarif listrik, dan tomat sayur. Cabai merah mengalami penurunan sebesar 40,38% dan mampu menekan inflasi sebesar -0,09%.

“Untuk bahan pangan yang menyebabkan inflasi, karena permintaan di pasar meningkat karena menjelang Ramadhan sehingga mereka mulai menyetok. Selain itu, bahan pangan itu juga untuk syukuran serta nyadran,” kata dia.

Advertisement

Ia mengungkapkan, manajemen pasokan di Indonesia juga dinilai belum terlihat dan masih dikuasai pasar. Rantai distribusi yang panjang sangat berpengaruh pada harga bahan pangan. “Rantai distribusi dari produsen ke penjual eceran itu bisa sampai tujuh mata rantai di mana, di masing-masing rantai ada kenaikan harga enam persen hingga sembilan persen,” kata dia.

Harga gula pasir di pasaran memang menunjukkan peningktan sejak akhir 2016. Gula pasir yang biasa dijual dengan harga Rp12.500 per kg melambung tinggi menjadi Rp15.000 hingga Rp16.000 per kg. Lurah Pasar Beringharjo Timur Sumarno mengatakan,hal itu dikarekanan pasokan gula pasir yang sedikit karena PG Madukismo belum melakukan penggilingan. “Pasokan gula pasir selama ini dari Lampung. Pasokannya masih kurang sehingga harganya masih tinggi,” kata dia.

Upaya untuk menekan harga sudah dilakukan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre DIY dengan menggelar operasi pasar murah yang merupakan inisiatif Bulog Pusat. Kepala Perum Bulog Divre DIY M Sugit Tedjo Mulyono mengungkapkan, bahan pangan yang dijual termasuk gula pasir. Adapun bahan pangan lainnya seperti beras, bawang merah, dan minyak goreng.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif