Jogja
Selasa, 7 Februari 2017 - 20:20 WIB

Perikanan Kulonprogo Kembangkan Sistem "Central Drain", Seperti Apa?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo membuat kolam untuk membudidaya ikan dengan sistem central drain di halaman kantor setempat, Senin (6/2/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo mencoba mengembangkan budi daya ikan dengan sistem central drain

Harianjogja.com, KULONPROGO-Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo mencoba mengembangkan budi daya ikan dengan sistem central drain. Hal itu diharapkan menjadi media edukasi bagi masyarakat yang tertarik menjajal usaha di bidang perikanan.

Advertisement

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo, Sudarna mengatakan, central drain merupakan saluran khusus yang memanfaatkan gravitasi untuk mengumpulkan endapan sisa pakan maupun kotoran ikan di dasar kolam.

Endapan itu bakal dikeluarkan ketika saluran pembuangan dibuka. “Kita dengan mudah akan membuang zat-zat yang tidak diperlukan dan berbahaya bagi proses budi daya ikan,” ujar Sudarna, Senin (6/2/2017).

Advertisement

Endapan itu bakal dikeluarkan ketika saluran pembuangan dibuka. “Kita dengan mudah akan membuang zat-zat yang tidak diperlukan dan berbahaya bagi proses budi daya ikan,” ujar Sudarna, Senin (6/2/2017).

Sistem central drain dalam budi daya ikan sebenarnya bukan hal baru. Sudarna mengatakan, sudah banyak pembudi daya ikan yang menggunakannya di Kulonprogo.

Meski begitu, dia berharap sistem tersebut bisa semakin dikenal masyarakat, mengingat manfaatnya yang diyakini mampu meningkatkan hasil produksi.

Advertisement

Angka itu jauh lebih banyak dibanding kolam biasa yang umumnya sekitar 25-50 ekor. Menurutnya, ikan tidak mengalami gangguan pertumbuhan karena didukung kondisi air kolam yang selalu berkualitas baik.

“Endapan yang berbahaya itu dibuang setiap hari setidaknya dua kali sehingga air kolam tetap bersih. Produktivitas budi daya itu pada dasarnya bakal tinggi kalau diberi lingkungan yang baik,” kata Sudarna.

Sudarna lalu mengaku sedang menyiapkan tiga kolam untuk menerapkan sistem central drain. Dua diantaranya merupakan kolam bundar dengan diameter dua meter, sedangkan satu lainnya berbentuk persegi dengan panjang sisi enam meter. Mereka akan mencoba membudidayakan ikan jenis gurame.

Advertisement

“Kami mencoba memberi contoh. Masyarakat yang tertarik bisa datang dan melihat langsung. Kami juga selalu terbuka untuk layanan konsultasi,” ucap dia.

Sementara itu, Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Trunojoyo Wates, Wagiran menyatakan sudah menerapkan sistem central drain.

Dia melakukan uji coba dengan menebarkan benih gurame sebanyak 7.500 ekor di kolam selebar delapan meter dan panjang 16 meter. Hasil produksi diharapkan bisa mencapai empat ton. “Kepadatannya 65 ekor per meter kubik dengan masa pemeliharaan sekitar 15 bulan,” ungkap Wagiran.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif