SOLOPOS.COM - Seorang warga menunjukkan hasil budi daya ikan lele di Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kulonprogo, Senin (15/5/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Perikanan Kulonprogo disebut terganggu dengan keberadaan NYIA.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Tingkat produksi ikan budi daya tercatat mengalami penurunan hingga lebih dari 800 ton pada tahun 2016. Pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon disebut menjadi penyebab utama.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kulonprogo, produksi ikan budi daya terus mengalami peningkatan sejak tahun 2012 hingga 2015. Meski tidak signifikan, produksi 2015 diketahui sebanyak 14.338 ton sehingga lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 14.324 ton. Namun, angka tersebut kemudian turun pada tahun berikutnya menjadi 13.458 ton.

Kepala DKP Kulonprogo, Sudarna mengatakan, produksi ikan budi daya memang mengalami penurunan, baik dari kolam maupun tambak. Hal tersebut merupakan dampak dari adanya pembangunan bandara di Temon. Produksi ikan budidaya di kecamatan itu dilaporkan menurun dari 2.888,561 ton menjadi 2.044,493 ton.

“Produksi perikanan di sana turun sekitar 29,17 persen,” ujar Sudarna, Senin (15/5/2017).

Sudarna mengungkapkan, berbagai upaya dilakukan untuk kembali meningkatkan produksi ikan budi daya. Pemerintah memberikan bantuan bibit dan sarana pendukung produksi perikanan kepada kelompok pembudidaya ikan (pokdakan). Mereka juga mendapatkan pendampingan pelatihan mengenai pengembangan usaha budi daya ikan, termasuk pentingnya menjaga kesehatan lingkungan sekitar pembudidayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya