SOLOPOS.COM - Seorang petani ikan Kelompok Tani Mina Kepis di Dusun Burikan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, sedang memanen ikan di kolamnya, Jumat (18/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Perikanan Sleman ikut terpengaruh musim kemarau yang panjang.

Harianjogja.com, SLEMAN-Musim kemarau membuat pertumbuhan ikan air tawar terhambat. Biasanya ikan bisa dipanen dalam jangka waktu lima bulan, kini petani harus bersabar dua bulan lagi. Hal ini memicu kenaikan harga ikan karena biaya produksi juga ikut membengkak.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Salah satu petani ikan di Dusun Burikan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Wagiman, 50, mengungkapkan selama suplai air di kolam menurun, nafsu makan ikan juga ikut menurun. Padahal setidaknya tiga kilogram pelet selalu diberikan. “Harga pelet juga naik. Sekarang Rp10.000 per kilo,” kata salah satu anggota Kelompok Tani Ikan Mina Kepis Burikan, Jumat (18/9/2015).

Kemarau ini membuat masa panen ikan mundur. Untuk nila yang biasa dipanen saat usia lima bulan, kini petani harus menunggu hingga tujuh bulan. Kondisi tersebut membuat persediaan ikan siap konsumsi menjadi terbatas. Hal ini mengakibatkan komoditas ikan naik sekitar Rp1.000-Rp2.000 per kg untuk semua jenis ikan konsumsi.

Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DPPK) Sleman, Suparmono, membenarkan jika dalam musim kemarau ini produksi ikan menurun sehingga mengakibatkan harga ikan lebih mahal. Meski demikian kenaikannya tidak terlalu besar.

Untuk ikan nila mengalami kenaikan dari Rp20.000 menjadi Rp22.000 per kg. Guramih dari Rp26.000 jadi Rp29.000 per kg. Lele dari Rp15.000 jadi Rp16.000 per kg.

Dinas menargetkan produksi ikan tahun ini mencapai 32 ton. Sebelumnya pada 2014 telah tercapai sebanyak 30 ton. Hasil budidaya ikan air tawar di Sleman masih didominasi ikan nila yang mencapai 30%. Sisanya berupa gurami, lele, bawal, patin, greskap dan tawes.

“Usaha budidaya ikan di sleman cukup terbuka lebar mengingat permintaan ikan masih cukup tinggi,” ungkap Suparmono. Dari tahun ke tahun budidaya ikan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Hanya saja para petani ikan masih kurang berani menambah permodalan dengan mengajukan pinjaman di perbankan. Padahal perbankan maupun dinas masih terbuka untuk memberikan pinjaman penguatan modal.

Kepala DPPK Sleman, Widi Sutikno, menambahkan peluang usaha perikanan di kabupaten Sleman sampai saat ini masih terbuka lebar, disamping itu usaha budidaya perikanan lebih mudah mendatangkan keuntungan karena permintaan ikan di Sleman dan DIY masih cukup tinggi, terlebih dengan semakin maraknya keberadaan warung lesehan di beberapa ruas jalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya