SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi Warga Mengikuti Pengajian (Dok/JIBI/Solopos)

Memperingati Maulid Nabi dilakukan Siswa SMA Negeri 10 Jogja  dengan pengajian akbar

Harianjogja.com, JOGJA – Siswa SMA Negeri 10 Jogja atau SMATEN Jogja menggelar pengajian akbar dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Gedung PDHI sebelah barat arena Pasar Malam Sekaten, Selasa (13/12/2016).

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Pemilihan tempat penyelenggaraan dekat dengan wahana Sekaten memiliki tujuan tersendiri.

Ketua Panitia Kegiatan Handoko Susanto menjelaskan, pemilihan lokasi tidak terlepas dari unsur sejarah dan budaya. Menurut dia, peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW sangat terkait dengan tradisi Sekaten di masyarakat Jogja dan acaranya selalu di Alun-Alun Utara Jogja.

“Maka dari itu pengajian akbar ini tidak kami lakukan di sekolah. Tujuannya membuka wawasan sejarah serta budaya berkaitan dengan tradhisi Sekaten ini,” ujar Handoko kepada Harianjogja.com di sela-sela kegiatan berlangsung.

Adapun tema yang diambil dalam kegiatan ini adalah Mengembangkan Jiwa Islami dalam Peradaban Modernisasi.
Tema tersebut diusung untuk meningkatkan konteks nyata pembelajaran agama pada masing-masing siswa.
Menurut Handoko, dalam peradaban teknologi seperti saat ini, siswa sedianya mempraktikannya dengan bijak.

“Kita tidak bisa memungkiri, kalangan pelajar saat ini benar-benar menjadi konsumen beragam produk teknologi, smartphone misalnya. Dari kondisi itu kita ingin agar siswa itu memiliki bekal akhlak sehingga tidak terseret arus negatif modernisasi,” jelasnya.

Handoko meyakini, jika siswa berpegang teguh pada ajaran Rasulallah maka bisa memanfaatkan teknologi secara tepat guna.

Pengajian akbar itu sendiri selalu rutin dilakukan pihak sekolah. Tempatnya pun sengaja selalu berlokasi di sekitaran Alun-Alun Utara yang menjadi tempat berlangsungnya hajatan Sekaten.

“Waktu pelaksanaannya juga selalu H+1 setelah grebeg mulud,” imbuh Handoko.

Dalam kegiatan itu, para siswa diberi kebebasan mencari sendiri penceramah yang mereka inginkan.

Pilihan para siswa akhirnya tertuju pada Ustad Arifin dari Tegalrejo.
Dalam ceramahnya, Ustad Arifin banyak menyindir para siswa. Menurutnya, kecintaan pelajar kini telah bergeser ke produk teknologi dengan beragam aplikasinya.

“Sekarang banyak remaja yang meluangkan banyak waktu untuk ngutak-atik handphone, sebuk dengan media sosial. Sementara kitab suci Al Qur’an sudah jarang dipegang. Itu tentu saja sebuah problem,” papar dia dalam bagian ceramahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya