SOLOPOS.COM - Ketua Komisi A DPRD Provinsi DIY, Eko Suwanto [berdiri] saat menjadi pembicara dalam sosialisasi wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila di kantor Kecamatan Playen, Jumat (12/5/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Pemerintah kini gencar sosialisasikan wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Pemerintah kini gencar sosialisasikan wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila. Hal itu demi mengikis ancaman praktek intoleransi dan radikalisme di kalangan masyarakat.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Pada Jumat (12/5/2017) Komisi A DPRD Provinsi DIY bersama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DIY melakukan sosialisi Wawasan Kebangsaan dan Ideologi Pancasila di kantor Kecamatan Playen. Sosialisasi tersebut dihadiri sejumlah perangkat desa, guru, tokoh kepemudaan dan perwakilan organisasi mayarakat.

Ketua Komisi A DPRD Provinsi DIY, Eko Suwanto yang hadir sebagai salah satu pembicara mengungkapkan sosialiasi tersebut didorong atas keprihatinan dengan kondisi bangsa.

“Kondisi Bangsa Indonesia akhir-akhir ini memprihatinkan. Bagaimana berbagai praktek intoleransi, dan ancaman radikalisme nampak nyata di depan mata,” kata dia, Jumat.

Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY membuat program untuk memberikan pendidikan masyarakat berkaitan dengan ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan. Namun diakuinya untuk tahun ini, peserta bina Pancasila dan wawasan kebangsaan pesertanya masih terbatas, tidak dapat menjangkau semua tempat di DIY.

Kegiatan sosialisasi tersebut digelar di 78 kecamatan se-DIY. Khusus untuk Gunungkidul sendiri, sudah berlangsung dan tinggal menyisakan empat kecamatan yang lain. “Program ini mendapat dukungan anggaran dari APBD Pemda DIY sebesar Rp1,4 miliar,” jelasnya.

Sementara itu  dia berharap kedepan anggaran serta sasaran program bisa ditingkatkan. Terlebih pada saat ini semangat masyarakat untuk bersama-sama belajar mengenai ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan sangat besar.

“Kami tadi juga mendapatkan informasi dari Kebangpol Gunungkidul, ternyata juga telah melaksanakan program serupa. Informasinya sudah 18 desa yang melaksanakan, nanti harapannya bisa semua desa,” ucapnya.

Eko juga berharap, pemerintah daerah menyusun program dan kebijakan yang sesuai dengan pancasila dan UUD 45. Misalnya, dalan penanganan problem kemiskinan, penangan narkoba yang mengedepankan kearifan lokal.

Camat Playen, Suyatna menyambut baik adanya sosialisasi tersebut. Menurutnya dengan adanya sosialisasi warganya dapat lebih tercerahkan perihal ancaman praktek intoleransi dan radikalisme. “Warga harus mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana cara menjaga toleransi,” katannya.

Sementara itu, Wakapolsek Playen, Iptu Teguh Dwi Santoso yang juga hadir dalam sosialisasi itu berharap, semua pihak menjaga situasi kondunsif. Tidak memicu konflik terlebih konflik yang berlatar belakang agama.

“Jangan sampai mudah terpengaruh dengan ajakan negatif dan justru tidak merespon jika diajak pada tindakan positif,” kata Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya