SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan tehadap anak (liputan6.com)

Berdasarkan data yang dimiliki sejak 2012 lalu terlihat tren kekerasan mengalami naik-turun namun cenderung menurun.

Harianjogja.com, SLEMAN— Kepala UPT Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sleman, Iscahyawati menyebutkan pihaknya banyak melakukan penanganan terhadap korban kekerasan di Sleman. Berdasarkan data yang dimiliki sejak 2012 lalu terlihat tren kekerasan mengalami naik-turun namun cenderung menurun.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

“Meskipun turun namun jumlahnya masih cukup banyak, baik korban anak maupun dewasa,” kata dia.

Pada 2017, hingga Maret pihaknya telah menerima sebanyak 15 aduan kekerasan yang terdiri dari enam anak perempuan dan Sembilan anak laki-laki. Pihaknya turun langsung untuk menangani hal tersebut, tak hanya anak namun juga kekerasan perempaun dan laki-laki dewasa yang aduannya mencapai tujuh orang.

Sejumlah kecamatan yang tercatat paling banyak terjadi kekerasan yakni Mlati 38 korban, Sleman 37 korban, dan Depok 29 orang. Hal tersebut menjadi perhatian bagi pemerintah, sehingga berbagai upaya terus dilakukan di antaranya yakni menggencarkan sosialisasi, pemantauan, serta pendampingan.

Pemerintah kabupaten Sleman berupaya untuk terus menggali data terkait adanya masyarakat yang terindikasi menerima kekerasan. Melalui forum penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak (FPK2PA) yang telah terbentuk di kecamatan pun pemerintah dapat melakukan pemantauan. Hingga 2016, berdasarkan data yang diperoleh dari FPK2PA korban kekerasan mencapai angka 111 orang, beberapa diantaranya bahkan berusia 0-5 tahun.

Kepala Dinas P3AP2KB, Mafilindati Nuraini menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman mengaku sangat prihatin dengan maraknya tindak kekerasan yang terjadi di jalanan. Ia menilai perilaku kekerasan di jalananan yang marak terjadi akhir-akhir ini sebagai suatu hal yang kelewat batas. Hal tersebut menambah jumlah tindak kekerasan di tempat umum, saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman berusaha mencegah meluasnya korban kekerasan di Sleman.

Yang paling memprihatinkan bahwa kasus kekerasan sudah terlalu berlebihan dan mengarah kepada perilaku kriminal misalnya seperti melukai seseorang yang lain bahkan hingga menghilangkan nyawa seseorang.

“Ini sudah melewati batas, kita harus mengantisipasi agar tidak terjadi lagi,” kata dia.

Tak hanya klitih, namun kekerasan di lingkungan tinggal sang anak juga menjadi ancaman. Sejumlah lokasi terjadinya tindak kekerasan apabila diurutkan dari yang terbanyak yakni Rumah tangga, tempat umum, dan Sekolah. Sejauh ini dikatakannya tiga lokasi tersebut menduduki tiga lokasi tertingginya tindak kekerasan dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya