Perlindungan satwa mempertanyakan pentas keliling lumba-lumba.
Harianjogja.com, JOGJA-Sejumlah aktivis satwa yang tergabung dalam Animal Friends Jogja (AFJ) melakukan aksi protes di Tugu Pal Putih Jogja, Sabtu (12/9/2015). Mereka mempertanyakan adanya pentas keliling Lumba-lumba di Indonesia, bahkan peragaan sirkus satwa dilindungi itu masih terjadi di Jogja.
Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus
“Ekploitasi Lumba-lumba sangat keterlaluan. Hanya di Indonesia yang masih membiarkan sirkus keliling Lumba-lumba,” kata Program Manager AFJ, Angelina Pane.
Aksi AFJ ini terkait dengan adanya sirkus Lumba-lumba yang digelar di daerah Bantul. Bahkan Angelina mensinyalir pelajar Taman Kanak-kanak dan SD dimobilisasi untuk menonton pertunjukan sirkus Lumba-lumba.
Angelina mengatakan sirkus Lumba-lumba sudah ditiadakan disejumlah negara karena tindakan kekejaman terhadap satwa dan ancaman populasi Lumba-lumba, namun di Indonesia justru masih diperbolehkan. Menurutnya, pertunjukan Lumba-lumba dan bentuk-bentuk penyiksaan satwa.
Selain itu, Angelina juga menyatakan pertunjukan sirkus Lumba-lumba tidak menyampaikan pesan edukasi. Yang ada justru kepentingan bisnis. Lumba-lumba membutuhkan ruang minimal 300 meter persegi. “Sementara dalam sirkus diperbudak mereka hanya di kolam sempit,” ujarnya.
Dalam aksi protes tersebut AFJ juga menampilkan atraksi teatrikal berjudul ‘Melumbakan Kemanusiaan, yang diperankan seniman Aning Purwa. Ia berperan layaknya lumba-lumba yang dimainkan dalam sirkus, di kolam yang sempit, dengan ekspresi yang miris seolah menjerit kesakitan diperlakukan tidak manusiawi.
Angelina berharap AFJ ini menyadarkan masyarakat bahwa pertunjukan sirkus Lumba-lumba tidak mendidik, malah akan menyiksa satwa yang dilindungi tersebut.