SOLOPOS.COM - Sejumlah pemohon kartu kuning atau kartu pencari kerja sedang mengumpulkan persyaratan untuk mendapat kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul, Kamis (6/7/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Permohonan kartu pencari kerja atau kartu kuning di Gunungkidul meningkat 300%

 
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Permohonan kartu pencari kerja atau kartu kuning di Gunungkidul meningkat 300%. Selain karena memasuki masa pasca lulusan sekolah, kenaikkan juga disebabkan karena banyaknya warga yang ingin merantau sehabis lebaran.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Kepala Bidang Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi (Disnakertrnas) Gunungkidul, Madyarina Mulyaningsih mengatakan peningkatan permohonan kartu kuning sudah terhitung sejak Senin (3/7/2017) kemairn.

“Peningkatan sangat signifikan, sampai tiga kali lipat dibanding hari biasa,” kata dia saat ditemui dikantornya, Kamis (6/7/2017).

Pada hari biasa permohonan kartu kuning hanya tidak lebih dari 20. Namun sejak Senin kemarin rata-rata perhari 50 hingga 60 permohonan. Menurutnya tingginya jumlah permohonan kartu kuning karena banyak pemudik yang membawa serta sanak saudara untuk merantau dan mencari kerja ke kota besar. Selain itu juga dipengaruhi banyak lulusan SMA yang melengkapi persyaratan mencari kerja.

Dijelaskannya sebagian besar para pencari kerja ingin bekerja di luar daerah seperti Jakarta dan sekitarnya, hingga Batam. “Sebagian besar lulusan SMA atau SMK, karena memang saat ini belum lama bertepatan dengan lulusan,” ujarnya.

Namun disisi lain pihaknya cukup menyayangkan banyaknya pemohon kartu kuning tidak dibarengi dengan pelaporan diterima bekerja. Padahal menurutnya tidak sedikit para pemohon yang telah diterima bekerja namun enggan melapor.

“Kartu kuning berlaku dua tahun, jika sudah habis bisa diperpanjang di tempat tinggalnya terakhir. Karena saat pendaftaran akan langsung masuk ke data base pusat. Tapi kalau selama ini di sini [Disnakertras Gunungkidul] belum banyak yang melakukan perpanjangan atau pelaporan telah diterima bekerja,” katanya.

Sementara salah seorang pencari kerja, Pratama Abdul Jabar Mustaqim mengaku mencari kartu kuning untuk bekerja di sebuah perakitan mobil di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. “Saya mengetahui lowongan dari cerita teman saya yang kemarin mudik, lalu mengajak bekerja disana,” katanya.

Pria yang lulus SMK pada 2013 lalu itu mengaku baru pertama kali membuat kartu kuning. Dia sebelumnya telah mempersiapkan persayaratan untuk membuat kartu kuning berbekal informasi dari laman resmi Disnakertrans.

Sebelumnya, Bupati Gunungkidul, Badingah tidak menampik adanya peningkatan urbanisasi pasca lebaran. Dia mengakui setiap tahun ratusan orang dari Gunungkidul, hijarah ke berbagai kota di Indonesia, utamanya Jakarta. Sebagian berangkat pasca lebaran bersama sanak saudara yang mudik.

Dia pun mengakui bahawa peluang pekerjaan menjadi pekerja kantoran hingga pekerjaan swasta sulit ditemukan di Gunungkidul. Sehingga hal itu menimbulkan minat warga gunungkidul untuk hijrah ke darah lain untuk mencari penghasilan yang lebih baik.

Namun demikian dirinya  tetap berharap agar warga Gunungkidul dapat membangun tanah kelahiranya sendiri. Terlebih lagi saat ini perkembangan pariwisata di Gunungkidul sangat pesat.

”Sebaiknya mengembangkan potensi desanya. Contohnya di Desa Wisata Nglanggeran yang bisa menyerap ratusan pemuda desa sebagai pengelolanya. Mereka tak perlu merantau sudah mendapatkan penghasilan cukup lumayan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya