Jogja
Senin, 19 Mei 2014 - 11:09 WIB

PERNIKAHAN UNIK DI JOGJA : Pernikahan Adat India Rasa Jogja Habiskan Rp3 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasangan pengantin Andrew Rodrigues (Spanyol) dan Priyanka Dixit berfoto bersama saat akan menggelar perjamuan yang di India disebut Sangeet Sandhya atau pesta perayaan pernikahan dan penghormatan kepada kedua mempelai agar senantiasa selalu berbahagia yang dilakukan di kompleks Candi Prambanan, Sabtu (18/5/2014). (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Harianjogja.com, JOGJA- Rangkaian perhelatan pernikahan Andrew Rodrigues (pria keturunan Spanyol-India) dan Priyanka Dixit (asli India ras Punjabi) di Jogja merupakan sebuah pesta pernikahan dengan biaya mahal. Mereka menghabiskan biaya hingga miliaran rupiah.

“Ya, sekitar Rp3 M. Orang India memang biasa menggelar pesta pernikahan mewah. Mereka biasa menghabiskan dana besar,” tutur General Manager Hotel Sheraton Mustika Jogja, Muhamad Munir, di lapangan Wisnu, pelataran candi Prambanan, Sabtu (17/5/2014).

Advertisement

Rangkaian pesta pernikahan India itu dimulai sejak Jumat (16/5/2014) malam dan berakhir pada Senin (19/5/2014) malam.

Munir mengatakan, bagi Sheraton tujuan perlehatan pesta pernikahan Internasional dengan konsep Jawa tersebut bukan semata-mata bisnis, namun lebih pada mengangkat adat, tradisi dan potensi venue yang dimiliki DIY.

Menurut Munir, dari sekitar 500 tamu undangan yang hadir baik dari India, Spanyol dan Amerika, sebagian besar mengaku baru pertamakali berkunjung ke Jogja. Bali, katanya, selama ini menjadi destinasi utama.

Advertisement

Namun, dia bertekad untuk mengetuk hati masyarakat Internasional bahwa Indonesia bukan Bali saja. “Ada Jogja yang memiliki kekayaan budaya dan keragaman heritage yang bisa dimanfaatkan untuk momentum seperti ini,” kata Munir.

Munir menyontohkan, rangkaian pernikahan Rodrigues-Priyanka juga diisi dengan acara siraman dengan prosesi Adat Jawa Jogja. Baik kedua mempelai maupun tamu undangan juga dikenalkan dodotan, roncean bunga melati, gebyok dekorasi, bokor kuningan, kembang setaman, air sumber mata air. Bahkan, seluruh keluarga besar yang asli India dan Spanyol, mengenakan pakaian adat Jawa Jogja lengkap.

“Ini cara kami mengenalkan Jogja kepada mereka. Responnya pun positif. Beberapa dari mereka juga akan menggelar prosesi pernikahan serupa,” tukasnya.

Advertisement

Sheraton, lanjut Munir, tidak sendiri “menikmati” biaya pernikahan spektakuler tersebut. Untuk mengangkat ekonomi masyarakat, pihaknya juga menggandeng pengusaha lokal untuk membuat undangan dari Coklat Monggo, souvenir Sangeet Sandhya berbasis silver dari Kota Gede dan souvenir Hindu Ceremony dari Mustika Ratu products.

Bahkan, untuk makanan yang disajikan selain masakan India juga dihidangkan masakan Indonesia. Termasuk panganan tradisional, putu.

“Dengan cara seperti ini, maka perekonomian masyarakat Jogja bisa berjalan dengan baik. Hanya saja, dukungan pemerintah juga perlu dilakukan terutama soal infrastruktur, itu penting,” harapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif