Jogja
Kamis, 30 Mei 2013 - 19:49 WIB

Perokok Pemula Bertambah, Iklan Rokok Perlu Diatur

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/reuters)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/reuters)

JOGJA- Makin banyaknya iklan, promosi, dan sponsor rokok yang terpampang hampir di setiap tempat memicu pertumbuhan perokok pemula. Sebagian dari mereka tergolong anak usia sekolah, bahkan balita. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama dalam mencegah atau mengurangi jumlah perokok tersebut.

Advertisement

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan DIY, Sarminto, dalam pemaparannya pada acara kampanye hidup sehat tanpa asap rokok, memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh setiap tanggal 31 Mei.

Acara yang diselenggarakan langsung oleh Dinas Kesehatan DIY ini melibatkan aktivis Karang Taruna se-DIY, Muhammadiyah Tobacco Control Center Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (MTCC-UMY), dan Fakultas Kedokteran Umum Universitas Gadjah Mada (UGM).

Acara yang mengambil slogan “Lindungi Generasi Bangsa dari Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok” ini diselenggarakan di Hotel Saphir Jogja, Kamis (30/05).

Advertisement

Menurut Sarminto, iklan-iklan produk rokok perlu diatur lebih baik lagi. Karena jumlah iklan, promosi, sponsor yang berbentuk baliho itu semakin marak.

“Perlu peraturan-peraturan yang jelas untuk mengatur, bagaimana iklan-iklan itu dipasang. Tapi cara mensosialisasikannya juga harus baik, agar tidak sama-sama merasa dirugikan,” tuturnya.

Pencegahan lainnya juga harus dilakukan, agar jumlah perokok pemula tidak bertambah banyak dan meluas. Selain dengan memberikan peraturan yang jelas tentang iklan-iklan rokok, sosialisasi kepada masyarakat juga sangat penting untuk dilakukan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif