SOLOPOS.COM - Pengunjung memilih buku yang akan mereka baca saat mengunjungi gedung Grhatama Pustaka yang terletak di Jalan janti, Bangutapan, Bantul, DI. Yogyakarta, Selasa (15/12/2015). (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Perpustakaan DIY diresmikan, di lokasi ini tidak hanya ada buku

Harianjogja.com, JOGJA- Sekarang berkunjung ke perpustakaan tak hanya untuk menikmati koleksi buku semata. Setidaknya begitu yang terjadi di Grhatama Pustaka, gedung baru perpustakaan DIY yang berlokasi di timur JEC. Di perpus megah ini beragam koleksi buku mendapatkan beragam atraksi sampingan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Salah satu atraksi andalan yang disediakan adalah Bioskop 6D yang berada di salah satu ruangan di lantai dasar. Sebuah platform berisi 16 kursi yang ditata layaknya bioskop berada tepat di tengah ruangan. Di setiap kursi tersedia sabuk pengaman yang menjadi pemandangan aneh untuk sebuah teater. Dihadapannya dibentangkan layar besar.

Saat seluruh pengunjung sudah nyaman duduk dan memasang sabuk pengaman, kacamata khusus pun dibagikan dan film berdurasi sekitar lima menit diputar. Pertunjukan mulai terasa menegangkan tatkala platform berisi kursi mulai digoyangkan menyesuaikan animasi 3Dimensi yang diputar.

Efek tambahan berupa angin dan percikan air semakin membuat perjalanan terasa nyata. Jangan heran bila ada pengunjung yang berusaha menangkap obyek yang seakan keluar dari layar atau berteriak histeris saat adegan semakin seru. Sensasi ini serupa dengan atraksi Bioskop Empat Dimensi yang ada di taman bermain besar.

“Teknologinya memang sama persis dengan Bioskop 4D. Yang membedakan adalah sistrm hidrolik di platform. Di perpustakaan ini sudah menggunakan enam hidrolik dan membuat gerakannya lebih ekstrim,” beber Giat Wahyu Mukti, pemilik empatdimensi.com yang menjadi penyedia wahana menarik ini Senin (21/12/2015).

Atraksi tak sampai disitu. Di tengah bangunan di lantai dasar terdapat dua paludrium, ruangan kaca yang menggambarkan sebuah ekosistem alam berisi aneka tumbuhan dan hewan.

Informasi pendukung tersedia di panel kayu yang ada di depan dinding kaca yang menyebutkan identitas penghuni paludrium, sayangnya masih belum detail dan hanya sebatas nama.

Di sekita paludrium terdapat pula ruang betmain anak. Aneka koleksi mainan tradisional macam egrang atau dakon disiapkan. Mainan interkatif pun disediakan dan dapat dipakai sesukanya oleh para pengunjung.

Lantai dua gedung yang rencananya buka setiap hari kerja sejak pagi hingga malam hari ini menjadi pusat pelayanan pengunjung. Disini ratusan ribu koleksi buku dapat diakses secara bebas. Beberapa diantaranya dapat dipinjam, beberapa yang lain hanya boleh dibaca ditempat karena kondisinya yang sudah langka. Koleksi buju itu tak hanya dalam bentuk fisik saja, masih ada ribuan koleksi digital yang bisa dibaca lewat perangkat genggam.

Koleksi lain yang tak kalah menarik adalah koleksi dokumen beraksara braile bagi penyandang tunanetra dan koleksi dokumen kuno yang menjadi catatan bersejarah. Seluruhnya tertata di beberapa ruangan yang tersebar hingga lantai tiga.

Sama seperti ruang-ruang di lantai dasar, interior ruangan di lantai dua dan tiga tak kalah megah. Tengoklah salah satu ruang baca yang disediakan. Sofa empuk dan kursi busa nyaman ditata rapi untuk membuat kegiatan membaca terasa nyaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya