SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Gedung yang dijejali segudang fasilitas penunjang ini sesuai rencana akan mulai beroperasi pekan depan.

 

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

 

Foto ilustrasi. (JIBI/dok)

Foto ilustrasi. (JIBI/dok)

Harainjogja.com, JOGJA – Gedung baru perpustakaan DIY akhirnya rampung dan siap dimanfaatkan setelah sempat lama terbengkalai. Gedung yang dijejali segudang fasilitas penunjang ini sesuai rencana akan mulai beroperasi pekan depan.

Jumlah itu seperti dipaparkan Kepala Bidang Pelayanan dan Pelestarian Perpustakaan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY Monika Nur Lastiyani terdiri dari anggaran sekitar Rp5 miliar untuk konstruksi dasar. Pada pembangunan tahap pertama 2012 lalu, anggaran sebesar Rp45 miliar ditelan untuk struktur bangunan utama gedung berbentuk limas ini.

Gedung yang awalnya ditarget selesai akhir 2012 itu sempat terhenti permasalahan hukum. Baru pada 2014 gedung yang hampir jadi itu kembali direnovasi ulang dan merambah interior bangunan. Untuk renovasi bagian dalam gedung dan melengkapinya dengan berbagai perabot anggaran APBD DIY sebesar Rp22,5 miliar kembali digelontorkan.

Awal tahun lalu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sempat melakukan sidak ke lokasi proyek perpustakaan ini dan menemukan berbagai kekurangan dalam konstruksi bangunan, termasuk bagian atap, tangga dan lantai yang masih membutuhkan banyak perbaikan.

“Sekarang semua sudah selesai, kalau ada pekerja yang masih melanjutkan pembangunan itu adalah bagian dari pemeliharaan. Selain itu ada juga beberapa bagian yang belum membuat kami puas sehingga kami minta diulang lagi. Targetnya Minggu (20/12/2015) semua beres,” tegas Monika dalam jumpa pers di Gedung Grhatama Pustaka Selasa (15/12/2015).

Berlokasi di timur areal Jogja Expo Center, gedung Grhatama Pustaka yang menjadi gedung layanan perpustakaan BPAD DIY berdiri di lahan seluas 2,4 hektar. Empat menara yang menjulang menjadi ciri khas gedung yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang operasional perpustakaan. Mulai dari ruang koleksi, ruang baca, ruang pameran, ruang bermain anak dan ruang dongeng. Selain itu gedung perpustakaan daerah baru ini juga memiliki fasilitas ruang seminar, coffee shop serta bioskop enam dimensi (6D).

Lengkapnya fasilitas yang dimiliki diakui Monika membuat biaya perawatan gedung ini membengkak. Idealnya, biaya perawatan per tahun sebesar 2% dari nilai gedung atau sekitar Rp1,4 miliar. Namun untuk 2016 mereka baru menganggarkan anggaran pemeliharaan sebesar Rp700 juta. Jauh dari angka ideal.

“Itu anggaran kami, berapa yg diterima nanti tergantung anggaran APBD. Apalagi 2016 nanti akan ada lima SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang akan menyerap anggaran besar, kami kan juga harus berbagi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya