SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Perpustakaan Sleman bermodel TBM kurang berkembang.

Harianjogja.com, SLEMAN – Minimnya koleksi buku dan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) menjadi kendala utama pengembangan taman bacaan masyarakat (TBM) yang dikelola sejumlah pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) di DIY. Puluhan pengelola TBM se-DIY diberikan pelatihan di TBM Mata Aksara Jalan Kaliurang Km 14 Tegalmanding, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, Rabu (24/12/2015) pekan lalu.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Pengelola TBM Mata Aksara Heni Wardatur Rohmah menjelaskan, ada 30 perwakilan dari PKBM seluruh DIY yang belajar di tempatnya selama empat hari. Mereka diberikan berbagai materi  dalam bentuk magang mengelola TBM dari berbagai perspektif. Selain teori, para peserta langsung diajari praktek mengelola hingga mempublikasikan keberadaan TBM.

Dalam kesempatan itu, lanjutnya, sebagian besar pengelola TBM mengeluhkan minimnya koleksi buku yang bisa disuguhkan kepada masyarakat. “Keluhan paling banyak minimnya ketersediaan buku,” ungkap Heni, Minggu (27/12/2015).

Ia menambahkan, rata-rata TBM tersebut hanya memiliki koleksi buku antara 200 300 eksemplar. Itu pun masih didominasi buku pendukung Kejar Paket B atau kesetaraan SMP dan Kejar Paket C atau kesetaraan SMA. Koleksi tersebut dinilai jauh dari ideal untuk sebuah TBM.

“Ada juga yang sudah memiliki sekitar 2.000 eksemplar, tapi itu buku-buku lama,” kata dia.

Selain itu, kendala lain adalah keterbatasan SDM yang mengelola sehingga kadang tidak sepenuhnya rutin bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kendati demikian, kendalam SDM ini bisa diatasi sewaktu-waktu. Menurutnya keberlangsungan TBM tidak bisa lepas dari jejaring dan relawan yang mendukung. Bahkan, TBM Mata Aksara, ucapnya, bekerjasama dengan mahasiswa sebagai relawan, dukungan akademisi serta hubungan baik dengan masyarakat.

“Kendala lain mereka tidak memiliki dana serta jejaring. Dengan magang ini kamu berikan pendampingan agar bisa menggairahkan kiprah TBM,” ungkapnya.

Kepala Bidang PNFI Disdikpora DIY Mulyati Yuni Praptiwi menyatakan, TBM Mata Aksara sengaja dipilih sebagai lokasi magang karena telah memiliki kemampuan dari segi kuantitas dan kualitas baik sisi koleksi buku maupun SDM. Bahkan TBM Mata Aksara telah memiliki sejumlah prestasi di level nasional.

Selain Mata Aksara para pengelola PKBM juga diberi kesempatan magang di sejumlah TBM lain di DIY seperti SKB Bantul, PKBM Mandiri Bantul, Yasuka Sleman dan LKP IMDKOM Sleman. “Melalui kegiatan permagangan program TBM ini diharapkan muncul TBM lain sehingga memiliki kiprah yang unggul,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya