Mereka minta dukungan Bupati karena masih ada sejumlah persoalan yang membelit Persiba
Harianjogja.com, BANTUL—Menggandeng pelatih baru dengan skuat masih didominasi pemain muda putra daerah, Persiba Bantul resmi mengarungi kompetisi Liga 2.
Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024
Baca juga : LIGA 2 2017 : Jelang Jamu PSIR, Persiba Siapkan Tiga Skema
Menginginkan prestasi maksimal, manajemen klub berjuluk Laskar Sultan Agung itu pun menyempatkan diri menemui Bupati Bantul, Suharsono, Kamis (20/4/2017). Mereka minta dukungan Bupati karena masih ada sejumlah persoalan yang membelit Persiba.
“Mulai dari persoalan wisma pemain sampai pendanaan yang berdampak pada gagalnya Persiba bersaing nilai gaji pemain dengan klub lain,” ungkap manajer Laskar Sultan Agung, Endro Sulastomo, Kamis. Persoalan wisma pemain belum ada solusinya. Pemerintah Kabupaten Bantul pernah memberikan tawaran untuk menempati salah satu bangunan aset daerah tapi terlalu kecil. Tak cukup menampung pemain Persiba.
Persoalan hijrahnya pemain ke klub lain juga sempat dilontarkannya kepada Bupati Bantul. Menurut Endro, rendahnya kemampuan Persiba dalam menawarkan nilai gaji tinggi, membuat sejumlah pemain kuncinya hengkang. Di Liga 2 ini saja, tercatat ada lima pilarnya yang kini berkaus PSCS Cilacap. “Persoalannya, pemain-pemain itu jelas mencari klub lain dengan gaji yang lebih tinggi,” katanya.
Suharsono mengaku siap memfasilitasi segala kebutuhan Persiba. Bagaimanapun, Laskar Sultan Agung adalah klub kebanggaan masyarakat Bantul. Penggunaan putra daerah sebagai mayoritas pemain adalah hal positif yang dilakukan manajemen.
Dia berharap adanya kerja sama antara Persiba Bantul dengan Asosiasi Kabupaten (Askab) Bantul, terutama terkait dengan pembinaan pemain. “Kalau perlu, pemain-pemain yang berkualitas, dipantau sejak kecil. Fasilitasi segala kebutuhannya, terutama pendidikan. Saya percaya, ketika mereka besar, tidak mudah meninggalkan Persiba,” kata Suharsono.