SOLOPOS.COM - Ketua STTKD Udin Kurniadi diapit Humas RS Sakinah Idaman menjelaskan program gagasan STTKD untuk pemerintah, Rabu (17/01/2018). (Salsabila Annisa Azmi/JIBI/Harian Jogja)

Masih belum ada peraturan tentang standar keselamatan ibu hamil di dalam kabin pesawat

Harianjogja.com, BANTUL- Masih belum ada peraturan tentang standar keselamatan ibu hamil di dalam kabin pesawat. Sejauh ini hanya ada batas maksimal seorang ibu hamil boleh menaiki pesawat.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) Yogyakarta, Marsda TNI (P) Udin Kurniadi mengatakan kejadian persalinan di dalam pesawat tidak bisa dihindari meskipun ada aturan jelas terkait batas umur maksimal.

Oleh karena itu STTKD dan Rumah Sakit Sakinah Idaman menggagas program Relaksasi dan Edukasi Ibu Hamil di Pesawat untuk ibu-ibu hamil di Bantul pada 20 Januari 2018.

Nantinya ibu hamil di Bantul dapat mengikuti edukasi dan relaksasi saat di dalam pesawat terbang. Pelatihan dan edukasi akan dilakukan di dalam miniatur pesawat terbang milik STTKD.

Dokter kandungan, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter spesialis syaraf dan dokter ahli gizi dari RS Sakinah Idaman akan terjun langsung mengedukasi para ibu hamil.

“Harapannya, program ini menjadi inspirasi atau gambaran yang nantinya ditangkap oleh pemerintah. Saya rasa memang harus ditetapkan standar keamanannya [untuk ibu hamil],” kata Udin, Rabu (17/1/2018).

Udin kemudian bercerita tentang pengalamannya saat menjadi pilot pada tahun  1971-1976. Saat itu pramugari dengan wajah pucat datang melapor padanya bahwa ada penumpang hamil yang hendak melahirkan. Turbulensi di kabin pesawat membuat pasokan oksigen menipis, akhirnya sang penumpang panik dan melahirkan secara prematur.

Melalui kejadian tersebut, Udin selalu bercita-cita menyampaikan pada pemerintah terkait gagasannya. Dia mengatakan seharusnya pemerintah menerapkan peraturan standar keamanan untuk ibu hamil yang bepergian di pesawat. Misalnya seperti tenaga bidan di dalam pesawat, atau para pramugari yang dilatih membantu proses persalinan atau menenangkan penumpang yang kontraksi.

Bidan RS Sakina Idaman Sri Mulyani mengatakan memang banyak gangguan di dalam pesawat terbang yang dihadapi ibu hamil. Tidak stabilnya pasokan oksigen menyebabkan stressor meningkat dan akhirnya kontraksi akan lebih cepat terjadi.

“Akibatnya persalinan mendadak tak bisa dihindari, kalau dari dokter ya memberi surat izin dokter untuk naik pesawat,” kata Sri.

Saat ini Udin sudah merencanakan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DIY dan pusat terkait programnya. Harapannya pemerintah dapat merespon dan program relaksasi dapat dijalankan tidak hanya di Bantul saja. Namun juga untuk seluruh warga DIY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya