SOLOPOS.COM - Seorang petani dari Desa Demangrejo, Sentolo terpaksa memanen bawang merah yang baru berusia 50 hari untuk mengantisipasi rusak karena dimakan ulat, Kamis (4/6/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Pertanian Bantul untuk lahan kelompok tanaman holtikultura seperti bawang merah naik dua kali lipat.

Harianjogja.com, BANTUL- Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bantul Suroto mengatakan, para petani kini berburu bibit bawang agar dapat menanam hostikultura tersebut pada musim panas seperti sekarang. Padahal harga bibit bawang merah mencapai Rp35.000 per kilogram dan dianggap semakin mahal.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Bahkan menurut Suroto, luas lahan bawang se-Kabupaten Bantul pada musim tanam ke-2 tahun ini diperkirakan mencapai 400-500 hektare atau naik dua kali lipat dibanding musim tanam pertama pada April lalu. “Area tanaman bawang itu tersebar di Kec. Kretek dan Sanden,” jelas Suroto, Rabu (5/8/2015).

Sejumlah alasan melatari petani memilih tanaman bawang ketimbang tanaman lain seperti padi. Pertama karena bertepatan dengan musim kemarau sehingga tanaman tidak akan rusak atau terserang hama penyakit yang sering menyerang saat musim hujan. Kedua karena, pasokan air irigasi mencukupi kendati telah kemarau.

“Air pertanian saat ini mengalir lancar sampai ke selatan. Pasokan air mencukupi dan itu baik untuk tanaman bawang,” jelasnya. Bila tidak ada halangan seperti serangan hama penyakit, bawang merah akan mulai dipanen pada awal Oktober mendatang.

Meski harga per kilogram bawang saat ini di tingkat petani sebesar Rp6.000-Rp7.000 per kilogram, ia yakin saat musim panen tiba harga tidak akan anjlok. Sebab diperkirakan, masa panen sejumlah daerah penghasil bawang seperti di Jawa Timur pada Oktober sudah selesai. Sehingga pasaran tidak akan dibanjiri bawang.

Staf Balai Pengkajian dan Penerapan Tehnologi (BPPT) DIY, Murwanti sebelumnya mengungkapkan, potensi tanaman bawang merah di lahan pasir mencapai 17 ton per hektare. “Saat hujan jumlahnya menurun hanya 12 ton per hektare,” paparnya.

Pada saat hujan, tanaman bawang lebih rentan terhadap serangan penyakit seperti tumbuhnya jamur. Para petani bisanya memilih beradaptasi terhadap alam dengan menanam padi yang tahan terhadap air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya