SOLOPOS.COM - Petani melon jenis unggulan maliki saat memanen di kebunnya di daerah Pundong, Bantul. Sabtu (26/3/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Bantul terkena dampak banjir, namun melon di Pundong tetap bisa dipanen

Harianjogja.com, BANTUL – Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu sempat membuat para petani melon was-was. Pasalnya luapan air sungai masuk ke lahan pertanian buah melon milik warga di Dusun Srihardono, Pundong, Bantul.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Diatas lahan seluas dua hektare tersebut ditanami buah melon berjenis maliki oleh beberapa petani. Jenis melon dengan kualitas yang lebih baik dan tergolong jenis anti virus ini dapat dipanen setelah dua bulan tanam.

Salah seorang petani Gandung mengatakan, sebelum panen ia sempat was-was karena air banjir yang menggenangi lahan selama hampir dua hari tak kunjung surut.

“Sewaktu banjir saya lihat kondisi buah-buah yang akan segera dipanen juga was-was, namun setelah surut ternyata buat masih bisa bertahan bahkan hasilnya baik sedikit yang busuk,” katanya, Sabtu (26/3/2016).

Meskipun ada juga buah yang membusuk akibat banjir namun jumlahnya tidak terlalu banyak. Jumlah buah yang busuk hanya satu persen dari total jumlah buah yang dipanen.

Pada bulan ini melon jenis maliki yang dipanen diatas lahan dua hektare tersebut mencapai 60 ton, dan jumlah yang busuk hanya sekitar 60 kuintal saja.

“Memang ada buah yang membusuk, namun jumlahnya sangat sedikit hanya sekitar satu persen saja, jika dihitung hanya sekitar 60 kuintal. Memang jenis maliki ini cenderung jenis buah unggulan, harga bibitnya juga lebih mahal jika dibanding dengan harga bibit melon biasa,” kata Gandung.

Melon-melon yang dipanen tersebut dijual kepada pemborong yang nantinya akan dikirim ke luar daerah, seperti Bandung dan Jakarta.

“Untuk Mengantisipasi harga yang bisa sewaktu-waktu turun, kita jual ke pemborong dulu. Kalau langsung ke pasar pasti nanti harganya akan turun tidak stabil.” Imbuh Gandung.

Melihat keunggulan melon jenis maliki ini para petani berniat untuk tetap menanam jenis tersebut di musin tanam selanjutnya, meskipun harga bibitnya jauh mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya