Jogja
Selasa, 30 September 2014 - 14:20 WIB

PERTANIAN BANTUL : Kemarau Panjang, Kualitas Padi Diprediksi Merosot

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani mengairi lahan pertanian dengan mesin penyedot air yang dimodifikasi menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakar. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, BANTUL—Dewan Pimpinan Cabang Serikat Petani Indonesia (SPI) Bantul mencatat kualitas padi tahun ini bakal merosot seiring kemarau panjang yang terjadi tahun ini.

Ketua DPC SPI Bantul Sumantoro mengungkapkan di sejumlah kawasan krisis air, benih padi yang baru saja ditanam mati karena tidak mendapatkan air yang cukup. Banyak tanah pertanian produktif menjadi bero atau tidak ditanami. Seperti di bulak Nggluntung, Desa Caturharjo, Kecamatan Pandak; Bulak Panjangrejo, Kecamatan Pundong dan di Tirtomulyo, Kecamatan Kretek. SPI Bantul mencatat kekeringan melanda pertanian karena ketidaktegasan dinas terkait dengan pola tanam petani.

Advertisement

“Kalau pola tanam saja tidak sesuai, kami [SPI] pun mempertanyakan kinerja petugas penyuluh lapangan dalam memberikan pemahaman kepada petani,” ungkap Sumantoro kepada Harianjogja.com, Senin (29/9/2014).

Dia mengamati sejumlah lahan pertanian yang terkena dampak langsung kekeringan di beberapa lokasi. Hasilnya, ada ketidaktegasan dalam satu blok lahan. Ada yang tanam padi, ada yang palawija. Sumartono menilai hal tersebut hendaknya tidak perlu terjadi karena ancaman hamanya pun bisa lebih dari satu jenis.

Hasil pemantauan SPI Bantul di Panjangrejo, penanaman padi juga terkesan dipaksakan yang akhirnya mati kekurangan air. Adapun, di daerah lain lagi, padi tetap bisa panen namun siklus hama nyaris tidak terkendali.

Advertisement

Atas kondisi ini SPI Bantul berharap dinas pertanian dapat segera menerapkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah pertanian yang diprediksi akan turun produksi akibat kemarau dan salah memilih jenis tanaman.

Petani di wilayah Kecamatan Jetis, Sugiyo, mengaku ada ketidakseragaman petani dalam masa tanam jelang kemarau ini. Ada yang menanam padi, ada yang palawija. “Saya memilih kacang-kacangan yang tingkat risikonya tidak separah padi jika memang kemarau kali ini panjang,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif