Jogja
Rabu, 31 Agustus 2016 - 02:20 WIB

PERTANIAN BANTUL : Pendampingan & Teknologi Dongkrak Panen Bawang

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Bantul Suharsono bersama pejabat lainya saat akan mengawali panen raya di Dusun Tegalrejo, Desa Srigading, Sanden, Bantul. Selasa (30/8/2016) (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Bantul terus dibenahi agar dapat swasembada.

Harianjogja.com, BANTUL  – Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul bekerjasama dengan Balai Pengkajian Budidaya Pertanian (BPTP) DIY melakukan pendampingan kepada sejumlah kelompok petani bawang merah demi mengembalikan kejayaan petani bawang. Salah satunya adalah kelompok tani yang terdapat di Dusun Tegalrejo, Desa Srigading, Sanden, Bantul.

Advertisement

Menurut Ketua Kelompok Tani (Poktan) Manunggal Lahan Pasir, Subandi, paska-didampingi petugas dari BPTP DIY jumlah hasil panen bawang merah di kelompoknya naik dua kali lipat. Berdasarkan catatan Subandi, sebelum adanya pendampingan rata-rata para petani hanya sanggup menghasilkan delapan ton bawang merah per hektare.

Namun setelah mendapat teknologi baru yang dibawa petugas BPTP DIY, para petani mengaku bisa menghasilkan panen bawang merah sekitar 14 ton per hektare di musim penghujan, jumlahnya naik menjadi 18 ton per hektare saat memasuki musim kemarau.

“Bahkan kalau memakai mulsa plastik, hasil penen bawang merah bisa sampai 20 ton per hektare,” jelasnya.

Advertisement

Sejak mendapat pendampingan dari BPTP DIY mulai 2010, para petani yang tergabung dalam Poktan Manunggal Lahan Pasir mengaku sangat terbantu. Dengan adanya pendampingan tersebut, hasil panen yang diperoleh petani jumlahnya terus naik. Sehingga secara tidak langsung tingkat kesejahteraan para petani bawang merah juga makin meningkat.

Sementara itu Bupati Bantul, Suharsono, sangat mengapresiasi dengan adanya teknologi pertanian yang bisa meningkatkan hasil produksi bawang merah di lahan pasir. Apalagi selama ini dirinya mengira jika lahan pasir tidak bisa digunakan sebagai lahan pertanian. “Saat datang kesini, awalnya saya juga kaget, heran. Kok bisa lahan pertanian bisa ditanami,” ungkap Suharsono, saat menghadiri panen raya bawang merah di Tegalrejo.

Meskipun dengan menggunakan teknologi pertanian hasil panen bawang merah bisa meningkat. Suharsono berpesan agar para petani tidak menjual semua hasil panennya. Ia berharap para petani sudi menyisihkan sekitar 10 persen dari hasil panen untuk dijadikan benih pada musim tanam selanjutnya. “Sehingga nantinya kalau masuk musim tanam baru, para petani tidak kekurangan benih lagi,” tandasnya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif