Jogja
Selasa, 11 Agustus 2015 - 05:21 WIB

PERTANIAN BANTUL : Tanaman Bawang Merah Terdampak Limbah Tambak

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani mengairi lahan pertanian dengan mesin penyedot air yang dimodifikasi menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakar. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Bantul untuk tanaman bawang merah tak dapat dipanen seperti harapan.

Harianjogja.com, BANTUL—Harapan petani bawang merah di kawasan pesisir selatan Bantul untuk memaksimalkan hasil panen paska-banjir beberapa bulan silam, kembali pupus. Hal itu menyusul lebih dari 50 hektare lahan bawang merah mulai rusak terserang jamur akibat uap limbah tambak udang yang terbawa angin.

Advertisement

Karjono, salah satu petani bawang merah di kawasan Depok, Desa Parangtritis mengakui, sejak 2-3 hari terakhir, beberapa petak lahan yang digarapnya mulai terlihat layu. Akibatnya, produksi bawang merah yang rencananya akan panen akhir awal September mendatang pun terancam menurun drastis.

“Biasanya satu kilogram benih bisa dipanen hingga 15 kilogram, sekarang mungkin hanya separuhnya saja,” katanya akhir pekan lalu.

Sebenarnya, pascabanjir yang menyebabkan pihaknya gagal panen beberapa bulan lalu, musim tanam Agustus ini diakuinya adalah musim yang tepat untuk memaksimalkan panen. Diakuinya, bulan Agustus memang salah satu momentum tepat bagi petani bawang merah untuk bisa memanen maksimal. “Tapi kalau kondisinya seperti ini terus, kok saya tidak yakin,” keluhnya.

Advertisement

Belum lagi, harga bawang merah kini memang cenderung menurun. Dari pihak petani saja, diakuinya harga jual bawang merah maksimal tak lebih dari Rp10.000 per kilogram. Hal senada diakui, petani lainnya Sutrisno. Diakuinya, kondisi ini tak pernah dirasakannya srbelumnya.

Setelah banyaknya tambak udang bermunculan, kondisi tanaman diakuinya terus menurun. Puncaknya adalah seperti sekarang ini, ketika musim kemarau, dan angin kencang bertiup nyaris sepanjang hari, membuat udara yang sudah tercemar limbah tambak itu menerpa tanaman bawang. “Udara yang membawa ampas limbah itulah yang membuat tanaman kami mati,” ucapnya.

Itulah sebabnya, ia berharap pemerintah segera mengambil tindakan dengan cara melakukan penyemprotan. Pasalnya, jika tidak, ia khawatir hal itu membuat penyakit jamur itu kian meluas.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif