SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Pertanian Bantul tahun 2014 menghasilkan beras melebihi dari target, bahkan surplus hingga dua kali lipat.

Harianjogja.com, BANTUL- Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Partogi Dame Pakpahan mengatakan produksi beras petani di daerah ini sepanjang 2014 mencapai sekitar 200.000 ton.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Target produksi beras Bantul tahun 2014 sekitar 197 ribu ton, itu sudah terpenuhi, karena hingga awal Desember 2014 produksi sudah mencapai sekitar 200 ribu ton,” katanya, Selasa (30/12/2014).

Menurut dia, produksi beras tersebut didukung dengan ketersediaan lahan pertanian se-Bantul seluas sekitar 15 hektare, yang meliputi 13.000 hektare lahan irigasi teknis, kemudian sisanya sekitar 2.000 hektare merupakan lahan tadah hujan.

Dengan produksi beras tersebut, Bantul mengalami surplus beras hingga dua kali lipat, karena kebutuhan beras Bantul dengan asumsi jumlah penduduk Bantul sekitar satu jita jiwa kebutuhannya mencapai 86.000 ton per tahun.

“Kebutuhan beras per kapita per tahun 86 Kg yang dikalikan jumlah penduduk, kalau jumlah penduduk dibulatkan sekitar satu juta jiwa berarti butuh 86.000 ton, Bantul malah surplus sekitar 125 persen dari kebutuhan kita,” katanya.

Partogi mengatakan, surplus beras tersebut selanjutnya dinikmati petani sebagai nilai tambah karena bisa dijual untuk kesejahteraan mereka serta menutup stok beras petani yang tidak mengalami surplus.

Ia mengatakan, pihaknya akan terus mendorong peningkatan produktivitas hasil pertanian di antaranya dengan memberikan bantuan alat pertanian berupa traktor, pompa air, hand sprayer` atau alat penyemprot untuk seluruh kelompok tani.

Menurut dia, total bantuan alat-alat pertanian yang diberikan kepada kelompok tani se Bantul sepanjang 2014 meliputi sebanyak 123 traktor, 72 pompa air, 250 hand sprayer, tiga unit transplenter dengan nilai yang diperkirakan sebesar Rp4 miliar.

“Alat-alat pertanian ini sebagian besar berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera (APBN), sehingga kami di daerah hanya menerima barang dan menyalurkan ke petani, karena yang menganggarkan dan pengadaan dari pusat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya