Jogja
Rabu, 3 Februari 2016 - 10:40 WIB

PERTANIAN DI BANTUL : Serangan Serangga Makin Mengganas

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hama wereng (Dok/JIBI)

Perubahan cuaca dan buruknya kualitas tanah pertanian ditengarai menjadi penyebab.

 

Advertisement

 

Harianjogja.com, BANTUL-Hama serangga padi di sejumlah wilayah di Bantul kian ganas. Perubahan cuaca dan buruknya kualitas tanah pertanian ditengarai menjadi penyebab.

Serangan hama antara lain ditemukan di Piyungan dan Srandakan. Di Desa Srimartani, Piyungan, Bantul hama dilaporkan menyerang puluhan hektare lahan pertanian warga.

Advertisement

Salah seorang petani asal Dusun Kembangsari, Srimartani, Piyungan, Suparjo, 74 mengungkapkan, hama yang tidak diketahui jenisnya itu menyebabkan tanaman kerdil dan tidak berbuah. Kalau pun berbuah, namun tidak ada isinya atau biasa disebut warga gabuk. “Padinya bantet [kerdil],” ungkap Suparjo, Selasa (2/2/2016).

Padi yang terserang hama tersebut akan muncul bintik-bintik merah pada daun. Setelah itu, tanaman padi dipastikan tidak akan tumbuh maksimal bahkan berpotensi gagal panen.

Kejadian semacam ini menurut Suparjo bukan kali pertama ia alami. “Sudah tiga hingga empat kali musim tanam ini,” papar dia. Pada panen sebelumnya, Suparjo hanya mendapat 25 kilogram gabah untuk tanaman padi di lahan seluas 400 meter persegi. Padahal pada kondisi normal, lahan seluas itu mampu menghasilkan 1,5 kwintal gabah.

Advertisement

Kondisi tersebut saat ini kian memburuk. Hama menyerang tanaman padi yang baru berusia 30 hari. Kondisi ini tidak hanya dialami Suparjo, melainkan juga petani lainnya di Srimartani. Ia memperkirakan, puluhan hektare lahan pertanian di wilayah ini bernasib sama. Parahnya kata dia, hama tersebut kebal terhadap berbagai obat atau pestisida.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertanhut) Bantul Partogi Dame Pakpahan mengakui kian ganasnya hama padi. Kondisi tersebut disebabkan, buruknya cuaca hingga kualitas tanah. “Iklim sekarang inikan tidak sebagus dulu, ditambah lagi kualitas tanah kita sekarang sudah rusak akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Jadi obat apapun kebal. Makanya dari dulu kami minta kembali ke organik,” tegas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif